Israel mengontrol 87% tanah Bethlehem

Bethlehem, SPNA - Walikota Bethlehem, Anton Salman pada hari Senin (22/10/2018), mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel telah menyita ......

BY 4adminEdited Tue,23 Oct 2018,10:13 AM

Bethlehem, SPNA - Walikota Bethlehem, Anton Salman pada hari Senin (22/10/2018), mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel telah menyita sekitar 22.000 dunum tanah Bethlehem, yang merupakan 87% dari wilayah provinsi itu.

Salman mengatakan, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan PIC, bahwa Betlehem dihuni oleh 29.000 orang Palestina, yang sebagian besar secara terus-menerus rumah mereka mereka menjadi target pembongkaran, terutama mereka yang tinggal di Area C, yang secara eksklusif dikendalikan oleh Israel.

Salman menambahkan bahwa Betlehem dikelilingi oleh 23 permukiman ilegal Israel yang dihuni oleh 168.000 pemukim.

Menurut Salman, 65% tanah Bethlehem terletak di Area C, 17,3% di Area A, dan 1,6% di Area B. Hanya 13,4% dari wilayah Bethlehem yang dikelola oleh Otoritas Palestina, dan sisanya 22% adalah cagar alam yang dikendalikan oleh Israel.

Ia menjelaskan, "87% dari tanah Betlehem sepenuhnya di bawah kendali Israel, 7,3% dikendalikan oleh Otoritas Palestina, dan 6,1% dikelola oleh Israel dan Otoritas Palestina."

Salman mengatakan bahwa tanah Betlehem telah berulang kali ditargetkan untuk disita bahkan sebelum Kesepakatan Oslo pada tahun 1993.

Pencurian lahan pertama yang disaksikan di provinsi itu, tambahnya, mengikuti keputusan Knesset Israel untuk mencaplok Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israel. Semua tanah yang terletak di sebelah utara Jalur Hijau di Betlehem dianggap sebagai bagian dari Yerusalem dengan dalih bahwa tanah tersebut tidak berpemilik

Menanggapi pertanyaan tentang penurunan jumlah warga Kristen di Palestina, Anton menghubungkan ini dengan tiga alasan. Yang pertama adalah ketidakstabilan sosial dan politik yang disebabkan oleh pendudukan Israel.

Alasan kedua adalah aktivitas pemukiman Israel dan penyitaan tanah milik orang Palestina, sedangkan yang ketiga adalah bahwa kebanyakan orang Kristen memiliki kerabat di luar negeri yang mendorong mereka untuk beremigrasi.

Salman menunjukkan bahwa Israel telah mendeportasi sejumlah besar orang Kristen di luar wilayah Palestina sejak perang tahun 1948. Ia menjelaskan bahwa saat ini hanya ada 12.000 orang Kristen di Yerusalem dari 31.000 orang yang berada di kota suci pada tahun 1948.

Mengomentari pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan  lalu, Salman mengatakan bahwa tujuan Netanyahu adalah untuk merongrong persatuan nasional antara Kristen dan Muslim yang telah ada selama ribuan tahun di Palestina.

"Jika Netanyahu benar-benar peduli dengan orang Kristen Palestina, terutama di Bethlehem, ia harus mengembalikan 22.000 dunum tanah yang secara ilegal dianeksasi ke Israel untuk memperluas permukiman ilegal," kata Walikota Betlehem.

Netanyahu dalam pernyataan pers pekan lalu mengklaim bahwa Israel adalah satu-satunya negara demokratis di Timur Tengah dan bahwa ia melindungi hak-hak orang Yahudi, Kristen, dan Muslim.

(T.RA/S: PIC)

leave a reply