Al-Azbat: Israel hanya punya dua pilihan, negosiasi atau perang

Jalur Gaza, SPNA - Pemimpin Gerakan Perlawanan Rakyat, Khaled al-Azbat, mengungkapkan bahwa gencatan senjata antara gerakan perlawanan Gaza ....

BY 4adminEdited Thu,25 Oct 2018,10:35 AM

Jalur Gaza, SPNA - Pemimpin Gerakan Perlawanan Rakyat, Khaled al-Azbat, mengungkapkan bahwa gencatan senjata antara gerakan perlawanan Gaza dan Israel yang dimediasi oleh Mesir menemui titik terang.

Al-Azbat menjelaskan bahwa Israel telah menyetujui sebagian besar tuntutan Hamas dan faksi-faksi di Gaza sebagai ganti demonstrasi Great March of Return yang berlangsung sejak Maret lalu harus dihentikan.

Selain itu warga Gaza juga dituntut untuk menghentikan penembakan balon dan layangan pembakar yang membumi hanguskan sejumlah permukiman Israel di perbatasan Gaza, seperti dilansir kantor berita Palestina, Maannews, Rabu (24/10/2018).

Dia menambahkan bahwa Israel setuju untuk memperluas areal penangkapan ikan hingga 20 mil,  membuka jalur penyeberangan, suplai barang, meningkatkan listrik Jalur Gaza baik dengan  pemasokan bahan bakar Gaza atau membangun menara listrik baru dengan sumbangan Uni Emirat Arab.

Israel juga menyetujui investastor asing masuk ke Gaza, mempekerjakan 5.000 sarjana, memberikan kebebasan transportasi antara Gaza dan Tepi Barat serta memberikan peluang bagi buruh Gaza untuk bekerja di Tepi Barat dan Israel.

“Semua faksi kecuali Fatah dalam pertemuan dengan delegasi Badan Intelijen Mesir di Gaza sepakat untuk mengakhiri blokade serta mendukung upaya Mesir mencapai kesepakatan akhir, ‘’ ujarnya.

Sebelumnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan sejumlah petinggi faksi Gaza bertemu dengan delegasi badan intelejen Mesir yang dipimpin oleh Ahmad Abdul Khaliq di Gaza.

Pasca bertemu Hamas, Abdul Khaliq dan rekannya menuju Tepi Barat untuk bertemu  Otoritas Palestina agar mencabut sangsi yang diberlakukan terhadap Gaza.

Selain itu mereka juga akan bertemu pemerintah Israel serta menuntut agar mereka mengambil keputusan akhir demi mengukuhkan kembali perjanjian gencatan senjata 2014.

Al-Azbat menjelaskan bawa usaha gencatan senjata ini telah dilakukan sebelum Idul Adha namun Israel mengulur waktu pasca beredarnya informasi palsu  melalui pejabat Shin Bet.

Namun pihak Israel terkejut karena Great March of Return tidak berhenti dan bahkan semakin memanas dimana Israel hanya memiliki dua pilihan, negosiasi atau perang.

“Dunia internasional juga semakin menekan Israel dan Otoritas Palestina agar segera melaksanakan negosiasi demi menghapus blokade terhadap Gaza demi menghindari ancaman perang yang dapat meletus kapan saja,” tutupnya.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir