Israel dan pejuang Palestina sepakati gencatan senjata

Pejuang Palestina, Selasa sore (13/11/2018), mengakui menerima permintaan negosiasi untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel. Sebelumnya, gencatan senjata yang ditawarkan otoritas Mesir tersebut sempat ditolak oleh pihak Israel.

BY 4adminEdited Wed,14 Nov 2018,11:01 AM

Gaza, SPNA - Pejuang Palestina, Selasa sore (13/11/2018), mengakui menerima permintaan negosiasi untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan, “Mesir melakukan negosiasi untuk menghentikan jual beli serangan antara pejuang Palestina dan militer Israel.”

Berdasarkan laporan koresponden Suara Palestina di Jalur Gaza, gencatan senjata yang ditawarkan otoritas Mesir sempat ditolak oleh pihak Israel. Pemerintah zionis tersebut bersikeras akan melakukan serangan besar ke Gaza.

Situasi justru berbalik saat pejuang Gaza membombardir wilayah Israel dengan 460 misil.

Misil tersebut tidak hanya jatuh di dekat perbatasan, tapi juga merambah ke wilayah Negev, Beer Sheba hingga wilayah Selatan dekat Luat Mati dimana jarak tempuh misil Gaza mencapai 96 KM. Jarak ini lebih jauh dari dibanding jarak antara Gaza dan Al-Quds yang hanya mencapai 75 KM.

Kekuatan tempur rudal Gaza yang luar biasa inilah yang menjadi alasan kuat bagi Mesir untuk menekan Israel agar menerima gencatan senjata, jika tidak kota-kota Israel akan terancam rudal.

Sebelumnya, pejuang Gaza sudah memperingatkan bahwa satu juta rakyat Israel akan hidup di bawah ancaman roket jika Israel berani menyerang Gaza.

Sementara itu, pejuang Palestina menegaskan komitmen mereka untuk menjaga perjanjian tersebut selama Israel tidak berusaha mengkhianatinya.

Berkat negosiasi yang sudah dilakukan sejak Senin (12/11/2018), Mesir berhasil mendinginkan suasana yang hampir memantik perang baru. Usaha Mesir ini mendapatkan apresiasi besar dari warga Gaza.

Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, juga menyampaikan hal yang sama. Pihaknya setuju untuk kembali kepada perjanjian letak senjata yang sudah ada sebelumnya. Tentunya dengan syarat Israel juga menaati batas teritorial mereka.

Apresiasi terbesar diberikan pejuang Palestina kepada masyarakat yang telah bersama-sama berjuang menggagalkan misi Israel. Seperti yang dilaporkan media lokal Palestina, masyarakatlah yang pertama kali mengenali pasukan khusus Israel yang masuk ke Gaza untuk menculik salah satu pimpinan Brigade Al-Qassam.

Dalam sebuah pernyataannya kemarin, Haniyeh mengatakan, “Pejuang Palestina melakukan tugasnya dengan sangat baik demi menjaga warga dari kejahatan Israel.”

“Sudah menjadi jati diri masyrakat Palestina dengan bangga memberikan perlawanan kepada Israel.” Imbuhnya.

Empat belas warga meninggal dan 31 lainnya luka-luka dalam serangan Israel yang berlangsung sejak Minggu sore (11/11/2018).

Sesuai dengan data yang diperoleh dari Salamah Makruf, kepala biro informasi pemerintah, dalam waktu tersebut Israel melepaskan sebanyak 150 misilnya melalui serangan udara. Delapan puluh bangunan hancur, yang terdiri dari gedung pemerintahan, posko pejuang Palestina, kantor berita, perkebunan dan rumah warga sipil.

Sebagai balasan Hamas melepaskan puluhan roket ke permukiman illegal Yahudi yang membuat dua orang tewas dan ratusan luka-luka.

Media lokal Palestina menyebutkan serangan Israel ini merupakan yang paling besar sejak perang 2014.

Lebih dari 11 tahun warga Gaza hidup di bawah blokade Israel. Sebanyak tiga kali perang tercatat dalam periode tersebut, yaitu pada tahun 2008, 2012, dan 2014. Ribuan warga Palestina meninggal dan luka-luka serta mengakibatkan kerusakan parah terhadap infrastruktur umum dan rumah masyarakat.

Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awad menyatakan pihaknya akan mengutus tim medis yang membawa obat-obatan dari gudang Menkes Palestina di Nablus menuju Gaza.

Hal ini dilakukan atas instruksi Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Rami Hamdallah.

“Saat ini kami mempersiapkan tim medis yang membawa obat-obatan menuju Jalur Gaza sesegera mungkin. Mereka akan membawa obat-obatan khusus, ruang operasi, serta bank darah, ‘’ ujarnya.

Genjatan senjata itu menuai protes dari demonstran Israel yang tinggal di permukiman ilegal sekitar Gaza.

Demonstran juga membakar ban serta meneriakkan slogan mengutuk pemerintahan Netanyahu, ‘’Kami bukan warga kelas dua,‘’ teriak mereka,

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki menuntut anggota Liga Arab untuk menggelar pertemuan darurat dalam rangka membahas agresi militer Israel terhadap Gaza yang melumpuhkan total sektor tersebut.

Maliki juga meminta delegasi Palestina di PBB menuntut Dewan Keamanan menggelar pertemuan darurat membahas agresi militer di Gaza.

Selain itu, Delegasi Palestina di Belanda juga dituntut untuk melaporkan kejahatan yang dilakukan Israel dalam operasi militer tersebut kepada Mahkamah Internasional, khususnya karena lembaga tersebut masih mempelajari pelanggaran hukum yang dilakukan Israel terhadap Palestina sebelumnya.

Selain itu Delegasi Palestina di Majelis HAM Internasional diminta untuk mengambil langkah yang dibutuhkan untuk mengecam tindakan Israel yang menargetkan warga sipil di Gaza.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.

Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat tiga perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan di Gaza termasuk pertanian.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Hal ini memaksa warga Gaza menggelar aski masal “Great March of Return”, menuntut Israel untuk menghapus blokade yang membuat warga Gaza sengsara serta memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air.

Serangan dan tindak kekerasan pasukan pertahanan Israel (IDF) terhadap warga Gaza sejak 30 Maret silam hingga saat ini diperkirakan menelan lebih dari 200 lebih korban jiwa.

Sebelumnya, pemerintah Mesir berupaya membujuk Israel dan Gaza untuk melakukan negosiasi damai. Namun upaya ini gagal setelah Israel melakukan operasi pembunuhan terhadap petinggi Hamas, yang berujung kepada perang salam dua hari terakhir.

(T.HN/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Jihad Islami dan IDF sepakati gencatan senjata  

“Israel ingin melakukan gencatan senjata dan kami telah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah menghentikan pembunuhan terhadap pemimpin gerakan pejuang, seta berhenti menembak demonstran aksi Great March of Return