Cape Town, SPNA - Direktur pendidikan sekolah bersikeras bahwa kedua siswa tersebut "berdarah Zionis," dan bahwa "konsekuensi" dari tindakan yang dijatuhkan oleh pemerintah "sangat mendidik dan tidak menghukum".
Dua siswa Yahudi kelas sembilan di Sekolah Menengah United Herzlia di Cape Town berlutut selama dikumandangkannya lagu kebangsaan Israel dalam upacara penghargaan, tampaknya mengadopsi bentuk protes yang saat ini dikenal dengan 'aksi berlutut' untuk mengekspresikan solidaritas mereka terhadap Palestina.
"Tindakan berlutut yang tidak pantas dari seorang anak laki-laki tersebut menunjukkan ketidaksukaan yang disengaja dan mencolok terhadap etos sekolah," kata direktur pendidikan United Herzlia, Geoff Cohen dalam sebuah surat kepada orang tua siswa, seperti dikutip oleh The Jerusalem Post, dan mengklaim bahwa anak-anak itu diduga mempermalukan sekolah dan mereka yang hadir selama upacara.
Cohen mengatakan kepada surat kabar tersebut, kedua siswa yang "berdarah Zionis" tersebut hanya memiliki kekhawatiran tentang pemerintah Israel saat ini dan kebijakannya terhadap Palestina.
Dia juga bersikeras bahwa saat murid-murid "berhak atas pendapat mereka", sekolah mendorong mereka untuk mengambil bagian dalam "protes dan perdebatan tetapi tidak untuk secara publik mempermalukan sekolah di depan rekan-rekan mereka, guru dan pejabat yang hadir".
"Kami mendorong anak-anak untuk protes dan berdebat tetapi tidak untuk secara terbuka yang mempermalukan sekolah di depan rekan-rekan mereka, guru dan pejabat yang hadir," kata Cohen. "Kami adalah sekolah Zionis. Forum yang mereka pilih untuk protes menurut kami memalukan bagi kami dan bagi banyak orang di sana. Ada banyak forum di sekolah untuk mengekspresikan pendapat dan sudut pandang, tapi ini bukan tindakan yang benar."
(T.RA: Sputnik)
