Meskipun diserang Yahudi ekstremis dan polisi Israel, siswa di Nablus enggan putus sekolah

Nablus, SPNA - Pasukan Pendudukan Israel dilaporkan setiap harinya dengan sengaja menutup pintu gerbang utama sekolah Lubban di Nablus....

BY 4adminEdited Tue,20 Nov 2018,10:54 AM

Nablus, SPNA - Pasukan Pendudukan Israel dilaporkan setiap harinya dengan sengaja menutup pintu gerbang utama sekolah Lubban di Nablus.  Meskipun demikian hal ini tidak membuat siswa sekolah tersebut patah semangat lalu menghentikan kegiatan belajar di sekolah.

Berdasarkan keterangan yang dilansir Palinfo, Senin (19/11/2018) SMU Lubban dibangun pada tahun 1944 untuk memberikan layanan pendidikan bagi siswa Palestina yang berasal dari 3 wilayah, Lubban Timur, Sawiyah, dan Amuriah di Provinsi Nablus.

Sekolah ini terletak di dataran rendah kota Lubban Timur, berdampingan dengan jalur utama yang menghubungkan Ramallah dan Nablus.

Provokasi dan tuduhan palsu

Pasukan Israel dengan sengaja memasang kawat berduri di gerbang utama sekolah dan di trotoar. Mereka juga memaksa siswa Palestina untuk kembali ke rumah mereka.

Setiap harinya para siswa yang bersekolah di SMU Lubban mendapatkan perlakukan tidak senonoh dari pasukan pendudukan Israel.

Situasi ini tidak mematahkan semangat siswa Lubban yang lebih memilih mencari jalur lain yang lebih curam dan berbahaya agar tiba di sekolah.

Salah satu siswa bernama,  Baha Muhannad Uwais, kepada Pusat Informasi Palestina, Palinfo mengatakan: “Penutupan gerbang sekolah mempersulit kami, khususnya bersamaan dengan datangnya musim dingin. Kami terpaksa menumpuh jalan kecil berlubang dan membahayakan.”

Siswa lainnya bernama,  Umar Abdul Hakim Daraghmeh, juga mengatakan bahwa pasukan Israel sengaja menunggu siswa yang pergi dan kembali dari sekolah. “Mereka memprovokasi kami, menahan kami, dan melarang kami menuju sekolah tanpa sebab yang jelas.

“Akibatnya kami terlambat ke sekolah. Pasukan Israel juga mengambil foto siswa dan mengucapkan kalimat kami tak pantas khususnya  kepada siswi.”

Berdasarkan keterangan Palinfo, pihak Israel membenarkan tindakan mereka karena menduduh siswa melempari mobil warga Israel.

Namun hal ini dibantah oleh salah satu siswa bernama Nur Umar Hammad,  bahwa tuduhan tersebut adalah palsu.

“Sebenarnya pasukan Israel sengaja membiarkan warga Yahudi ekstremis menyerang kami ketika keluar dari sekolah. Lalu ketika kami membela diri pasukan Israel justru melawan kami. Mereka bahkan mengambil tindakan yang mengancam nyawa kami, ‘’ terangnya.

Ambisi pembangunan hunian ilegal

SMU Lubban dikelilingi 3 permukiman ilegal  yang dibangun diatas tanah warga Palestina.

Selain itu kota Lubban juga sering menjadi sasaran tindakan sewenang-wenang pemukim Israel yang berupaya memperluas hunian ilegal mereka.

Disaat yang sama sekolah Lubban sendiri memiliki lahan hingga mencapai 3 hektar.

Namun sayangnya,  pemerintah Israel melarang perluasan sekolah dengan dalih posisi sekolah tersebut terletak di wilayah “C” yang berada dibawah otoritas Israel sesuai perjajian Oslo.

Kepala dewan pedesaan al-Luban Timur, Samer Uwais menyatakan bahwa kota Lubban rusak berat akibat perbuatan warga Israel yang tinggal di permukiman  Ma'alev Lebona dan Eli Shilo.

“Mereka mencaplok puluhan hektar wilayah serta menebang pepohonan. Israel sengaja melakukan tindakan semena-mena terhadap warga Palestina khususnya para siswa. Mereka sengaja menghadang siswa lalu memeriksa tas mereka tanpa alasan yang jelas,” terangnya.

Ia menambahkan  bahwa Israel berulang kali berupaya menutup sekolah yang sudah dibangun sebelum Israel berdiri tersebut.

 “Meskipun demikian kami akan terus melaksanakan kegiatan belajar demi para siswa. Kami akan tetap teguh melawan pendudukan Israel, ‘’ tegasnya.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir