Tel Aviv, SPNA - Sempat mengancam mengundurkan diri, Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennett, dan Menteri Kehakiman Ayelet Shaked mengumumkan untuk tetap berada di kursi kementerian mendampingi Benjamin Netanyahu.
Bennnett yang sebelumnya meminta jabatan Menteri Pertahanan yang baru ditinggalkan Lieberman, melunak dan mendukung kebijakan Netanyahu.
Kedua pejabat yang berasal dari partai The Jewish Home tersebut mengatakan mereka masih mempunyai tugas yang harus diselesaikan.
Pasca gencatan senjata dengan pejuang Palestina pekan lalu, tubuh pemerintahan Netanyahu gonjang-ganjing. Pasalnya banyak pihak menilai keputusan gencatan senjata Netanyahu keliru. Buntut protes tersebut berakhir pada mundurnya Lieberman dari kursi Menteri Pertahanan.
Bennett dan Shaked juga mengancam untuk mengundurkan diri dari apabila Netanyahu tidak memberikan posisi menteri pertahanan kepada Bennett.
Jika Bennet dan Shaked mundur Nentanyahu akan kehilangan koalisi yang menjadikannya minoritas di Knesset (Parlemen Israel). Dengan demikian pemilu dini harus disegerakan dari jadwal sebelumnya pada November 2019.
Netanyahu pada hari Minggu (18/11) malah mengumumkan akan merangkap jabatan Menteri Pertahanan Israel. Ia mengatakan dirinya terpaksa mengambil keputusan sulit itu demi menjamin keamanan Israel.
Banyak pihak memperkirakan Bennett dan Naftali akan mengumumkan penguduran dirinya pagi kemarin. Namun Netanyahu mampu meyakinkan rekan politiknya tersebut untuk bertahan di pemerintahan.
Mantan Menteri Perlindungan Lingkungan Israel, Avi Gabay,mengatakan Netanyahu mencoba bermain politik sehingga keamanan masyarakat menjadi terabaikan.
“Inilah yang memaksa kita melakukan pemilu dini, guna mencari pemimpin yang lebih peduli kepada keamanan rakyat Israel.” Kata Gabay.
(T.HN/S:Samanews)
