Mantan Menhan Israel: Pemerintahan Netanyahu tak becus tangani negara

Tel Aviv, SPNA - Menteri Keamanan Israel, Avigdor Lieberman menyatakan bahwa pemerintahan Netanyahu tak mampu melaksanakan tugas negara yang ....

BY 4adminEdited Sat,24 Nov 2018,11:08 AM

Tel Aviv, SPNA - Menteri Keamanan Israel, Avigdor Lieberman menyatakan bahwa pemerintahan Netanyahu tak mampu melaksanakan tugas negara yang dibebankan kepadanya dan lebih memilih diam.

Hal ini disampaikan Lieberman dalam pertemuan dengan aktivis partai Yisrael Beiteinu di permukiman Siderot, dekat Jalur Gaza, Juma’t pagi (23/11/2018).

“Netanyahu masih terus menyuplai bahan bakar ke Jalur Gaza disaat yang sama pihak Palestina melakukan tindakan melawan pemerintah Israel,’’ tudingnya.

Lieberman juga menyerukan agar pemilu di Israel disegerakan.

Sebelumnya, Avigdor Lieberman dalam konferensi pers, Rabu (14/11/2018) menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keamanan karena tidak menyetujui langkah PM Israel, Benyamin Netanyahu yang memilih gencatan senjata yang dimediasi Mesir dan mengakhiri perang dengan Gaza.

Agresi militer Israel ke Jalur Gaza menyebabkan percecokan dalam tubuh pemerintahan Israel. Hal ini karena Netanyahu sejak awal menolak agresi tersebut sementara Lieberman justru ingin melakukan serangan besar-besaran ke Gaza.

Gencatan senjata juga menuai protes demonstran Israel yang tinggal di permukiman ilegal sekitar Gaza.

Jalur Gaza adalah wilayah yang terisoliasi akibat blokade yang telah berlangsung selama lebih dari 11 tahun.

Di masa itu, Gaza hancur lebur akibat 3 perang besar tahun 2009, 2012 serta 2014 yang melumpuhkan seluruh sektor kehidupan di Gaza.

Situasi ini diperparah setelah Pemerintah AS bulan lalu menghentikan donasinya terhadap Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA yang merupakan tulang punggung sebagian besar rakyat Gaza.

Akibatnya,  warga Gaza menggelar aski masal “Great March of Return”, menuntut Israel untuk menghapus blokade yang membuat warga Gaza sengsara serta memulangkan pengungsi Palestina ke tanah air.

Serangan dan tindak kekerasan pasukan pertahanan Israel (IDF) terhadap warga Gaza sejak 30 Maret silam hingga saat ini diperkirakan menelan lebih dari 200 lebih korban jiwa.

Pemerintah Mesir selama beberapa bulan terakhir berupaya membujuk Israel dan Gaza untuk melakukan negosiasi damai. Kedua pihak telah setuju untuk berunding namun militer Israel justru melakukan operasi pembunuhan terhadap petinggi Hamas, Senin lalu.

Melihat langkah militer Israel yang menusuk dari belakang ini, Hamas tidak tinggal diam dan menyerang pemukiman zionis dengan rudal yang kemudian berujung dengan perang selama 40 jam.

Sejumlah surat kabar Palestina melaporkan bahwa serangan terhadap Jalur Gaza adalah yang terbesar sejak berakhirnya perang 2014 silam.

Serangan tersebut membuat situasi di Gaza mencekam. Hal ini karena Israel menggunakan senjata berat, bahan peledak berkekuatan tinggi yang menggoncangkan sejumlah wilayah di sektor tersebut.

Serangan militer Israel dibalas gerakan perlawanan Gaza dengan menembakkan 460 rudal ke wilayah yang diduduki Israel.

Berdasarkan laporan koresponden Suara Palestina di Jalur Gaza, gencatan senjata yang ditawarkan otoritas Mesir sempat ditolak oleh pihak Israel. Pemerintah zionis tersebut bersikeras akan melakukan serangan besar ke Gaza.

Situasi justru berbalik saat pejuang Gaza membombardir wilayah Israel dengan 460 misil.

Misil tersebut tidak hanya jatuh di dekat perbatasan, tapi juga merambah ke wilayah Negev, Beer Sheba hingga wilayah Selatan dekat Luat Mati dimana jarak tempuh misil Gaza mencapai 96 KM. Jarak ini lebih jauh dari dibanding jarak antara Gaza dan Al-Quds yang hanya mencapai 75 KM.

Kekuatan tempur rudal Gaza yang luar biasa inilah yang menjadi alasan kuat bagi Israel menerima gencatan senjata, jika tidak kota-kota Israel akan terancam rudal.

Sebelumnya, pejuang Gaza sudah memperingatkan bahwa satu juta rakyat Israel akan hidup di bawah ancaman roket jika Israel berani menyerang Gaza.

Berdasarkan keterangan Menkes Palestina, 14 warga Palestina dilaporkan gugur  sementara  31 lainnya luka-luka. Sementara dari pihak Israel, 3 orang dilaporkan tewas, salah satunya adalah perwira militer.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply