Menteri Israel: “Saya bangga menjadi fasis”

Tel Aviv, SPNA - Dua tahun silam di Israel, sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesetiaan dalam Budaya dihasilkan. Adalah Meri Regev, Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel .....

BY 4adminEdited Tue,11 Dec 2018,10:16 AM

Tel Aviv, SPNA - Dua tahun silam di Israel, sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesetiaan dalam Budaya dihasilkan. Adalah Meri Regev, Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel yang memperkenalkan RUU itu kepada komite parlemen, yang ditanggapi dengan beragam persetujuan dari kelompok sayap kanan dan kecaman dari kelompok kiri.

Mantan brigadir jenderal militer yang bertanggung jawab atas hubungan media militer itu dikritik karena serangannya terhadap kebebasan berbicara para seniman. Dia juga mengusulkan untuk memberikan pendanaan pemerintah hanya kepada seni yang setia kepada Israel.

Tak pelak, hal ini memicu reaksi dari para seniman di Israel. Adalah David Tartakover -seorang seniman grafis yang terkenal merancang karya yang terinspirasi secara politik, termasuk logo untuk kampanye Peace Now pada tahun 1978- berkomentar, “Apa yang terjadi di Israel saat ini adalah fasisme."

Tartakover telah berada di garis depan seni yang terinspirasi politik di Israel selama lebih dari 40 tahun. Dia melihat RUU ini sebagai "perang budaya" atas serangkaian peristiwa yang tidak terkait, yang memiliki asal-usulnya dalam "48 tahun pendudukan berbagai wilayah (di Palestina).”

Menanggapi tudingan Tartakover, Regev mengatakan bahwa dia bangga menjadi "fasis" dan menganggap fasisme -  paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan pemerintahan otoriter- sebagai bagian dari budaya Israel.

Sejalan dengan dengan Regev, para pejabat Israel pun menunjukkan wajah “fasis” mereka saat menanggapi jumlah korban dalam Great March of Return. Menteri Urusan Strategis Israel Gilad Erdan mengatakan, "Jumlah (pengunjuk rasa damai Palestina) yang terbunuh tidak berarti apa-apa karena mereka hanya Nazi."

Erdan berulang kali menyebut para demonstran yang gugur di Gaza sebagai "Nazi," dan di sana tidak ada demonstrasi, melainkan "kemarahan Nazi."

Ketua Komite Pertahanan di Parlemen Israel Avi Dichter juga bertutur,"Tentara Israel memiliki cukup peluru untuk setiap warga Palestina."

Hingga pekan ke-37 protes damai digelar di perbatasan Jalur Gaza, Israel memenag terus menunjukkan sikap “otoriter” mereka. Sejak protes dimulai pada bulan Maret lalu, setidaknya 173 orang meninggal dan 9733 lainnya terluka akibat tembakan langsung atau semprotan gas air mata.

(T.RA/S: Sources)

leave a reply
Posting terakhir