Gaza, SPNA - Badan Komite Rakyat Palestina melaporkan bahwa kerugian Gaza dalam bidang ekonomi mencapai 300 juta USD. Hal tersebut disebabkan oleh blokade dan serangan Israel yang terjadi sebanyak tiga kali.
Ketua Badan Komite Rakyat Palestina, Jamal Al-Khudhari, Minggu (30/12/2018), mengatakan hasil panen Gaza tahun 2018 merupakan yang paling rendah sejak penjajahan Israel tahun 1967.
Khudhari mengatakan bahwa Gaza sedang mengalami krisis ekonomi dan kemanusiaan yang paling serius.
Kondisi tersebut disebabkan oleh serangan Israel sebanyak tiga kali dan blokade yang telah berlangsung selama 12 tahun. Dia menegaskan blokade Israel bertujuan untuk menghancurkan perekonomian Gaza.
Badan Komite Rakyat Palestina menjelaskan bahwa Israel masih terus melarang masuknya ratusan jenis barang ke Gaza. Terutama barang mentah yang diperlukan oleh rumah-rumah produksi. Hal tersebut membuat 90% usaha rakyat mengalami kerugian.
Dia juga menyebutkan terdapat 300 ribu pekerja yang terpaksa menganggur. Persentase pegangguran di Gaza saat ini hampir mencapai 65%.
Terdapat ratusan toko dan pabrik yang terpaksa gulung tikar. Rata-rata pemasukan individu masyarakat perhari sekitar 2 USD. 85% di antara mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Khudhari mengajak negara dan lembaga internasional untuk menekan Israel agar mematuhi peraturan PBB serta menghapus blokade. Ia juga menyerukan penggalangan dana bantuan luar negeri untuk warga Palestina.
Blokade Israel telah berlangsung sejak keberhasilan Hamas memenangi pemilu 2006. Mereka menahan bahan bakar, listrik dan barang-barang lainnya seperti cuka, biskuit, unggas dan daging. Serta mencegah para nelayan untuk menangkap ikan di laut Gaza dan menutup jalur penyebrangan di perbatasan.
(T.HN/S: Qudspress)
