Wawancara eksklusif Koordinator Kemanusiaan PBB seputar Palestina 2018

Gaza, SPNA - Koordinator Kemanusian PBB di wilayah Palestina, Jamie McGoldrick, menegaskan bahwa kondisi krisis kemanusiann di Gaza ...

BY 4adminEdited Tue,01 Jan 2019,12:43 PM

Gaza, SPNA - Koordinator Kemanusian PBB di wilayah Palestina, Jamie McGoldrick, menegaskan bahwa kondisi krisis kemanusiann di Gaza semakin parah akibat kelangkaan bahan bakar dan masuknya musim dingin.

Ia mengatakan, “Krisis Kemanusiaan di Gaza belum selesai, bahkan bertambah parah. Kita tidak memilki bahasn bakar yang cukup hingga akhir tahun untuk menghidupkan rumah sakit dan pembangkit listrik untuk mengoperasikan jaringan air dan sanitasi.

Berikut wawancara yang dilakukan oleh tim redaksi News.UN dengan  McGoldrick terkait Palestina selama 2018.

Tim Redaksi: Apa sebab utama di balik kelangkaan bahan bakar? Akibat krisis keuangan atau izin masuk (dari Israel) yang sulit diperoleh?

Jamie McGoldrick: Ada beberapa sebab. Kita memang membutuhkan dana untuk membeli bahan bakar demi menghidupkan pembangkit listrik yang perlukan oleh rumah sakit dan klinik. Namun masalah utamanya ada pada izin untuk memasukkan bahan bakar ke Gaza. Kita telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, jika izin diperoleh, bahan bakar tersebut cukup untuk enam bulan.

Warga Gaza saat ini hanya mendapatkan listrik 4 jam sehari, hal ini mengerikan, karena musim dingin akan datang. Kita berusaha untuk bisa menambahkan empat jam lagi. Agar listrik dapat dinikmati delapan jam sehari, sehingga warga dapat hidup agak normal. Juga supaya anak-anak dapat mengerjakan pekerjaan rumah mereka, menghidupkan kulkas dan mengecas HP.

Tim Redaksi: Anda rutin mengunjungi Gaza dari waktu ke waktu, apa yang Anda lihat efek dari kelangkaan bahan bakar terhadap kehidupan masyarakat di sana?

Jamie McGoldrick: Saya akan menceritakan sebuah pengalaman. Beberapa minggu lalu, saya mengunjungi sebuah rumah sakit anak, Ar-Razi. Saya mendatangi ruang gawat darurat, tiba-tiba listrik padam. Pekerja bergegas menghidupkan generator. Saya menghitung dengan HP, untuk menghidupkan generator dibutuhkan 55 detik. Selama listrik padam, para dokter terpaksa menggunakan pompa oksigen manual untuk anak-anak yang memakai alat pernafasan bantuan.

Kejadian tersebut tidak hanya terjadi dalam satu hari, tapi setiap hari. Ada beberapa pasien yang tidak bisa meninggakan rumah sakit karena tidak ada aliran listrik di rumah mereka. Di rumah, kehidupan lumpuh total, karena listrik hanya hidup untuk beberapa saat saja.

Tim Redaksi: Anda menyebutkan bahwa 2018 merupakan yang paling buruk dari segi  donasi kemanusiaan, bagaimana tim Anda bekerja di sana dan apa prediksi untuk tahun 2019?

Jamie McGoldrick: Negara-negera besar telah memutuskan untuk mengurangi bantuan mereka, akibatnya banyak pelayanan yang terpaksa dihentikan. UNRWA hanya mampu mempertahankan rumah sekoah, klinik dan bantuan makanan untuk warga. Kenapa hal ini bisa terjadi di saat Gaza sedang mengahadapi krisis kemanusiaan yang parah?

Tahun 2019 tidak terlihat lebih baik dari 2018, donasi dan geopolitik akan sama buruknya dengan tahun ini, atau mungkin akan semakin buruk. Donasi bertahan di angka yang sama atau bahkan turun sedangkan kebutuhan semakin meningkat.

Tim Redaksi: Bagaimana dengan Tepi Barat yang jauh dari pemberitaan media?

Jamie McGoldrick: Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang serius dan semakin bertambah parah. Sedangkan di Tepi Barat, masalahnya lebih kepada perlindungan hak dan keamanan. Contohnya, di sana ada sebuah desa badui bernama Khan Al-Ahmar yang terancam terkena proyek pergusuran. Perintah penggusuran tersebut telah dikeluarkan secara resmi.  Banyak terjadi unjuk rasa dan akis solidaritas yag digelar untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.

Tim Redaksi: Kami ingin Anda menjelaskan lebih detail kepada pembaca tentang Khan Al-Ahmar dan perkampungan badui di Tepi Barat?

Jamie McGoldrick: Khan Ahmar adalah sebuah kampung Arab badui. Terdapat 40 perkampungan lainnya yang sama dengan Khan Al-Ahmar di Tepi Barat. Warga Palestina telah menetap di tempat tersebut sejak beberapa dekade lalu, mereka menopang hidup dengan mengembala kambing. Kemudian mereka dipaksa pindah (oleh pemerintah Israel).

Menurut saya, itu bertentangan dengan konsensus internasional, serta merupakan langkah untuk memperluas permukiman (Yahudi Israel di Tepi Barat).

Apabila penggusuran tersebut terjadi, geografi negara dan langkah perdamaian dalam bentuk ‘solusi dua negara’ akan terancam. Karena Tepi Barat akan terpisah menjadi dua bagian, serta permukiman Israel akan terus dibangun dari Yerusalem Timur sampai ke Ariha/Jericho.

Tim Redaksi: Terakhir, apa pesan anda untuk warga Palestina yang hidup di bawah penjajahan?

Jamie McGoldrick: Kita di bagian Kemanusiaan selalu melakukan hal terbaik yang bisa kami lakukan. Akan tetapi faktor kemanusiaan selalu kalah di hadapan politik. Para elit politk harus berembuk untuk menciptakan perdamaian yang adil.

Kami kesusahan untuk melanjutkan pelayanan kemanusian karena kekurang donasi. Pembesar politk harus duduk satu meja mencari jalan keluar agar warga Palestina Gaza dan Tepi Barat dapat hidup dengan pantas.

(T.HN/S: News.UN)

leave a reply
Posting terakhir

Palestina: Pembangunan di Area C Tepi Barat adalah Hak Eksklusif Palestina

Kementerian Luar Negeri Palestina menekankan penolakannya terhadap konstruksi di area yang diklasifikasikan sebagai Area C. Sesuai hukum internasional, resolusi legitimasi internasional, dan perjanjian yang ditandatangani, Area C merupakan hak eksklusif Palestina, karena merupakan bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki. Otoritas pendudukan tidak memiliki hak untuk mengubahnya dengan cara apa pun.

Koordinator PBB kecam pembunuhan dua anak Palestina

Utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah mengecam tindakan keras yang diperlihatkan Militer Israel terhadap demonstran Gaza. Dua anak Palestina meninggal terkena peluru Israel dalam unjuk rasa perbatasan terakhir.