Washington, SPNA - Muslimah anggota Parlemen Amerika, Rashida Tlaib, mengatakan tersebarnya wacana anti-Islam di Amerika tak lepas dari dukungan Presiden Amerika, Donald Trump.

Pernyataan tersebut disampaikan Tlaib melalui status twiternya, sebagai balasan terhadap pernyataan Anabelle Lima-Taub, Anggota Dewan Kota dari partai Republik. Dalam status Facebooknya Taub menuliskan, dirinya tidak heran jika suatu hari Tlaib akan meledakkan kantor Kongres Amerika untuk mendapatkan pahala syahid.

Taub juga menuduh Tlaib anti-semit dan mencintai Hamas.

Situs Heavy.com menyebutkan, Taub kecil lahir di kota Haifa, Israel, kemudian pindah dan besar di New York. Terkadang ia juga bekerja sebagai tenaga medis. Ia mendiskripsikan dirinya sebagai aktivis pembela hak asasi binatang.

“Tersebarnya pernyataan anti-Islam penuh kebencian tak lepas dari dukungan Presiden (Trump). Anggota partai Republik pasti sangat senang dengan pernyataan seperti itu.” Balas Tlaib.

Meskipun Taub telah menghapus status tersebut dari Facebooknya, ia terus dihujani kritikan dari media Amerika. Bahkan dari kubu Republik sendiri.

Rasydiah Tlaib merupakan warga Amerika berdarah Palestina. Keluarga besarnya berasal dari desa Beit Ur Al-Fauqa, Tepi Barat.

Pada upacara pengambilan sumpah Parlemen, untuk membuktikan kecintaan dan dukungannya kepada Palestina, Tlaib memilih memakai baju adat Palestina. Aksi tersebut mendapat tepuk tangan meriah dari para pendukungnya.

Pekan lalu media Amerika menangkap aksi Tlaib lainnya yang menunjukkan dukungannya kepada Palestina. Ia mencoret nama Israel dari peta yang dipasang di kantornya. Tlaib menggangtinya dengan nama Palestina.

Tlaib juga pernah mengguncang Parlemen Amerika ketika meminta Donald Trump untuk mengundurkan diri.

(T.HN/S: Anadolu)