Melawan label 'teroris', kelomok pro-Palestina menang di Pengadilan Tinggi Inggris

Pengadilan Tinggi Inggris memerintahkan World-Check , anak perusahaan Reuters, untuk membayar kompensasi dan menyampaikan permintaan maaf kepada organisasi pro-Palestina karena memasukkannya sebagai kelompok teroris di basis data online globalnya.

BY 4adminEdited Tue,22 Jan 2019,04:33 PM

MEMO - London

London, SPNA - Sebagai bentuk pukulan terhadap Israel, pengadilan tinggi Inggris telah memerintahkan World-Check, anak perusahaan Reuters, untuk membayar kompensasi dan menyampaikan permintaan maaf kepada organisasi pro-Palestina yang terdaftar sebagai kelompok teroris di basis data online globalnya.

Pertempuran hukum dua tahun berakhir dengan World-Check menyampaikan permintaan maaf publik di pengadilan terbuka dan penyelesaian hukum senilai US $ 13.000 ditambah biaya hukum untuk Majed Al-Zeer, ketua Pusat Pengembalian Palestina (PRC), karena telah mengklasifikasikan mereka sebagai "teroris."

Ditemukan bahwa penunjukan sebagai 'teroris' yang dilakukan Israel terhadap RRC dan ketuanya, telah diadopsi oleh World-Check yang memasok informasi pribadi tentang klien potensial untuk perusahaan, bisnis, dan bahkan lembaga pemerintah, seperti polisi dan imigrasi.

Dengan lebih dari 4.500 klien termasuk 49 dari 50 bank terbesar di dunia dan 200 lembaga penegak hukum dan regulasi, World-Check telah menjadi penting dalam memenuhi persyaratan hukum terhadap kewajiban uji tuntas. Namun kegagalan mereka untuk melakukan pemeriksaan yang memuaskan dan verifikasi independen telah menimbulkan kekhawatiran atas penyalahgunaan dan pemalsuan data yang dapat memiliki konsekuensi parah bagi para korban.

Menyatakan kemenangannya atas layanan World Check pada hari Senin (21/01/2019) di konferensi pers London sebagai "preseden bagi mereka yang berada di garis depan hak asasi manusia dan keadilan," Al-Zeer mengatakan ia telah menjadi "korban kampanye terorganisir yang dilakukan oleh Israel dan putarannya." Mesin propaganda dan informasi palsu.

"Menunjuk pada kegagalan World-Check untuk melakukan verifikasi independen, dia mengatakan bahwa “perusahaan dan outlet (berita) gagal total dalam melindungi etika dasar media dan pelaporan dengan mengadopsi fabrikasi palsu yang sering ditegaskan kembali oleh para dokter propaganda Israel,” sembari mengklaim bahwa mereka “ seringkali dengan sengaja atau tidak sengaja disesatkan oleh propaganda Israel yang bertujuan merusak reputasi dan citra baik para pembela hak asasi manusia.”

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir