Inggris khawatirkan absennya Lembaga Observasi Internasional dari Tepi Barat

Inggris mengkhawatirkan keputusan Israel yang tidak mau melanjutkan kerjasama dengan Lembaga Observasi Internasional Hebron. Keberadaan lembaga ini dapat sedikit meredam ketegangan antara militer Israel dan warga Palestina.

BY 4adminEdited Tue,05 Feb 2019,10:16 AM

Yerusalem, SPNA - Pemerintah Inggris mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keputusan Israel untuk tidak memperpanjang masa operasi Lembaga Observasi Internasional yang bermarkas di Hebron, Tepi Barat.

Konsulat Inggris di Yerusalem memposting sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Urusan Timur Tengah Inggris, Alistair Burt. Dalam pernyataan tersebut, Alistair menolak keputusan Tel Aviv yang tidak memperpanjang masa kerja Lembaga Observasi Internsiaonal di Hebron (TIPH).

Menurutnya, keberadaan lembaga pengawasan internasional tersebut sangat penting untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut. Serta menghindari kontak langsung antara militer dan warga Yahudi dengan warga Palestina.

Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyadh Mansur mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sebuah pertemuan tertutup untuk membahas permasalahan ini. Indonesia adalah salah satu negara yang akan ikut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Beberapa waktu lalu Israel telah memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan lembaga penengah tersebut. Hal ini disebabkan oleh tuduhan keberpihakan dan permusuhan terhadap militer Israel.

Menteri Dalam Negeri Israel, Gilad Erdan, salah seorang yang mendesak Pemerintah Israel untuk mengakhiri kerja sama ini berpendapat, delegasi Internasional tersebut terbentuk dari kepolisian negara-negara yang memusuhi dan memboikot Israel, seperti Turki, Swedia dan Norwegia.

“Delegasi Internasional telah mengganggu aktivitas militer dan kepolisian Israel, menciptakan ketegangan dengan warga, bekerja sama dengan organisasi ekstrem Palestina serta berusaha menghilangkan legitimasi Israel.” Kata Ardan pertengahan Januari lalu.

Badan Observasi Internasional Hebron pertama kali didirikan pada tahun 1994 pasca insiden pembantaian di masjid Ibrahimiah. Insiden penembakan yang dilakukan pendeta Yahudi, Baruch Goldstein, menewaskan sekitar 30 jemaah shalat subuh.

Badan tersebut terbentuk dari delegasi enam negara, Turki, Demanrk, Italia, Norwegia, Swedia, dan Swiss. Bertugas mencatat setiap kejahatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak dari Israel dan Palestina. Kontrak kerja yang diperbaharui setiap enam bulan sekali telah berakhir akhir bulan lalu.

Media Israel menuduh badan ini memihak dan mendukung Palestina.  Pada tahun 2007 salah seorang delegasi Swiss mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu warga Yahudi Ilegal.

(T.HN/S: Qudspress)

leave a reply
Posting terakhir