Film Gaza menangkan “film dokumenter terbaik” di Penghargaan Pers Asing Paris

Digarap oleh sutradara kenamaan Italia, Stefano Savona, film dokumenter yang mengisahkan keluarga Palestina di Gaza dalam perang 2009, berhasil menjadi “film dokumenter terbaik” di Penghargaan Pers Asing Paris.

BY 4adminEdited Wed,06 Feb 2019,10:11 AM

Paris, SPNA - Sebuah film dokumenter yang mengisahkan keluarga Palestina di Jalur Gaza berhasil tampil sebagai "film dokumenter terbaik" dalam penghargaan film Pers Asing Paris, Senin malam (04/02/2019).

Film tersebut menampilkan keluarga Palestina di Gaza yang banyak anggotanya terbunuh oleh tentara Israel dalam sebuah insiden selama perang 2009 di wilayah itu. Bertajuk "Samouni Road," film yang digarap oleh sutradara kenamaan Italia Stefano Savona, meneliti apa yang disebut insiden Zeitoun, yang terjadi selama serangan darat Israel. Savona menghabiskan sembilan tahun mencoba untuk menyatukan apa yang terjadi ketika sebuah komunitas pertanian di utara Jalur Gaza dihancurkan oleh pasukan khusus Israel. Sebuah insiden yang menewaskan 29 warga sipil yang sebagian besar berkerumun di satu rumah.

Savona mengatakan bahwa film garapannya ini bukan "reportase atau propaganda" tetapi pengujian terhadap "rasa sakit dan ketahanan orang-orang ini" yang berusaha membangun kembali kehidupan mereka.

Pada hari Sabtu di Goya Awards nasional Spanyol, film lain, "Gaza," memenangkan film dokumenter pendek terbaik.

Film berdurasi 18 menit ini merefleksikan kesulitan warga Palestina yang tinggal di daerah kantong pantai dan menggambarkan kehancuran di Jalur Gaza setelah perang Hamas-Israel 2014. Film ini sebagian besar berfungsi sebagai tuduhan tindakan dan kebijakan Israel.

Setelah memenangkan hadiah, sutradara Julio Perez del Campo mempersembahkannya untuk "mereka yang menderita akibat terorisme Zionis" dan menyerukan perlawanan terhadap "apartheid Israel" dan pemboikotan Kontes Lagu Eurovision di Tel Aviv.

Sejak Israel mengevakuasi permukimannya dari Gaza pada 2005, dan Hamas mengambil alih kendali wilayah itu pada 2007, Hamas dan IDF telah bertempur dalam tiga perang yang menghancurkan, pada 2008-2009, 2012 dan 2014.

Israel berdalih bahwa mereka hanya berusaha untuk menargetkan "teroris" dan kelompok bersenjata. Meski faktanya, ratusan warga sipil juga terbunuh.Orang-orang Palestina telah berulang kali menuduh Israel melakukan kejahatan perang, sementara Israel mengatakan pasukannya melakukan yang terbaik untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil ketika membela komunitas Israel.

(T.RA/S: Times of Israel)

leave a reply