Palestina tegaskan tolak proyek pembangunan rel kereta api di wilayah yang diduduki Israel

Ketua Lembaga Urusan Sipil Palestina, Hussein Syaikh mengatakan: “Israel menawari kami untuk ambil bagian dalam pembangunan rel kereta api dari Jenin ke Haifa menuju ke beberapa negara Arab. Kami tegaskan menolak tawaran itu. Tidak ada normalisasi sebelum pendudukan diakhiri. Kami tidak akan membiarkan adanya solusi ekonomi yang menguntungkan Israel. Sepotong roti tidak bisa menjadi ganti kebebasan nasional.

BY 4adminEdited Sat,16 Feb 2019,10:21 AM

Betelehem, SPNA - Pemerintah Palestina dilaporkan menolak tawaran dari Israel untuk ambil bagian dalam pembangunan rel kereta yang memotong wilayah Palestina menuju sejumlah ibukota negara Arab.

Ketua Lembaga Urusan Sipil Palestina, Hussein Syaikh, Jum’at (15/02/2019) melalui Twitter, mengatakan: “Israel menawari kami untuk ambil bagian dalam pembangunan rel kereta api dari Jenin ke Haifa menuju ke beberapa negara Arab. Kami tegaskan menolak tawaran itu, ‘’ Maannews melaporkan.

“Tidak ada normalisasi sebelum pendudukan diakhiri di Palestina dan kami tidak akan membiarkan adanya solusi ekonomi yang menguntungkan Israel. Sepotong roti tidak bisa menjadi ganti kebebasan nasional,’’ tegasnya.

Hingga saat ini, Pemerintah Palestina dilaporkan menolak seluruh solusi ekonomi yang mengorbankan kemerdekaan Palaestina. Palestina juga dilaporkan berpegang teguh dengan langkah yang mendukung kemerdekaan Palestina sesuai batas 1967 dimana Al-Quds timur adalah ibukotanya.

November lalu, Menteri Intelejen Israel,  Yisrael Kazt menyatakan bahwa Israel berencana membangun jalur kereta api yang menghubungkan wilayah Palestina yang diduduki dengan  Yordania dan negara teluk. Jalur tersebut diprediksi akan menjadikan  Israel sebagai jembatan darat dengan Eropa.

Namun seorang peneliti Suriah,  Samir Hafez menilai proyek tersebut memiliki agenda terselubung.   Rencana tersebut juga dinilai mencuri ide pembangunan Jalur kereta Hijaz yang digagas oleh Turki Usmani.

Presiden Dewan Turkmen Suriah tersebut, mengatakan: ‘’Pembangunan Jalur kereta api perdamaian yang menghubungkan  Israel dan negara Teluk mencomot rancangan pembangunan Jalur Kereta Api Hijaz yang digagas Khalifah Usmani 100 tahun lalu, seperti dilansir Anadolu Agency.

Menurut Hafiz, rencana tersebut memiliki agenda busuk. “Pembangunan Jalur kereta api pedamaian Israel akan berdampak terhadap perekonomian Timur Tengah serta mengecilkan peran Terusan Suez dan mengesampingkan Turki dari bursa pasar di negara-negara Islam dan Teluk.

“Proyek pembangunan ‘’ Railway for Peace” diajukan oleh perusahaan zionis, IPAC. Setelah mereka memecah antara Sunni dan Syiah kini mereka kembali merencanakan konspirasi untuk memecah belah negara Islam di Timur Tengah serta mengucilkan peran Turki dari perekonomian dan politik di kawasan.”

Disebutkan bahwa Lembaga pelayaanan Publik Amerika Israel atau AIPAC adalah organisasi yang memiliki pengaruh paling kuat di AS. Mereka kerap kali menekan kongres untuk mendukung pemerintah Israel.

“Rencana pembangunan Jalur kereta perdamaian jelas akan merubah jalur perekonomian  Timur Tengah. Hal ini akan berujung pada keretakan hubungan antara negara-negara Arab. Israel berhasil memecah belah Suriah, Irak dan Yaman dan sekarang mereka menargetkan Semenanjung Arab”, terangnya.

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir