Pasukan AS dan Israel gelar latihan bersama untuk hadapi serangan dari Suriah dan Lebanon

Latihan yang dijuluki “Juniper Falcon 2019” tersebut bertujuan untuk menguji kesiapan prajurit menghadapi serangan dalam tempo singkat serta memperkuat pertahanan Israel.

BY 4adminEdited Sun,17 Feb 2019,03:16 PM

Tel Aviv, SPNA - Sejumlah surat kabar Israel melaporkan bahwa pasukan Israel dan Amerika Serikat menggelar latihan bersama minggu lalu.

Pakar militer Israel, Tal-Lev Ram kepada surat kabar Maarev, Sabtu (16/02/2019) menjelaskan bahwa dalam latihan tersebut Israel bertindak sebagai penyerang sebuah lokasi  sementara pasukan AS mempertahankan lokasi tersebut.

Latihan yang dijuluki “Juniper Falcon 2019” tersebut bertujuan untuk menguji kesiapan prajurit menghadapi serangan dalam tempo singkat serta memperkuat pertahanan Israel.

“Berdasarkan skenario, Israel melancarkan serangan udara yang kemudian dibalas dengan aksi pertahanan oleh pasukan AS melalui gempuran roket. Latihan seperti ini sudah dilaksanakan kedua negara sejak 2 tahun terakhir. 700 pasukan Israel dan AS berpartisipasi dalam latihan selama 10 hari tersebut, ‘’ terangnya.

Sementara itu, Pakar militer surat kabar Yediot Ahronot, Yoav Zeitoun, mengatakan bahwa latihan itu bertujuan untuk menguji pengaturan, koordinasi intelijen, operasional dan logistik.

Sebagian dari program tersebut akan dilakukan di luar perbatasan. Sebuah kapal induk AS akan dikerahkan dalam latihan tersebut demi melindungi Israel.

Dia menambahkan bahwa dukungan AS terhadap militer Israel sangat krusial. Sebelumnya AS sudah memberikan dukungan yang sama meskipun dalam level yang lebih kecil, seperti dalam perang Lebanon 2006 dan perang Gaza 2014. AS juga pernah mendukung Israel dalam perang teluk pertama tahun 1991, terangnya.

(T.RS/S:Palsawa)

leave a reply
Posting terakhir

Tentara Lebanon Tangkap 18 Warga Lebanon dan Suriah terkait dengan ISIS

“Direktorat Intelijen telah menangkap sejumlah orang di wilayah Arsal dalam serangkaian operasi lapangan selama dua minggu terakhir. Kelompok dengan jumlah 18 warga Lebanon dan Suriah ini tergabung dalam sel-sel yang terkait dengan organisasi teroris ISIS,” sebut sebuah pernyataan dari Komando Angkatan Darat Lebanon.