Surat kabar Ibrani: Militer Israel gagal atasi senjata baru milik pejuang Gaza

Surat kabar Israel Walla, Minggu pagi (03/04/2019) melaporkan bahwa pejuang Gaza menggunakan senjata baru berupa balon helium yang disisipi bahan peledak. Balon tersebut dapat terbang dengan cepat ke arah prajurit Israel dan menyerang mereka secara langsung. 

BY 4adminEdited Tue,05 Mar 2019,03:18 PM

Jalur Gaza, SPNA - Militer Israel dilaporkan gagal menghadapi senjata baru pejuang Gaza.

Surat kabar Israel Walla, Minggu pagi (03/04/2019) melaporkan bahwa pejuang Gaza menggunakan senjata baru berupa balon helium yang disisipi bahan peledak. Balon tersebut dapat terbang dengan cepat ke arah prajurit Israel dan menyerang mereka secara langsung. 

Dalam waktu satu hari,  warga Palestina mampu melepaskan 100 balon peledak di dekat perbatasan. Ledakan balon tersebut sering menggoncangkan dinding rumah pemukim Yahudi yang tinggal di permukiman sekitar Gaza, seperti dikutip Sputnik.

Hingga saat ini militer Israel dilaporkan belum menemukan cara menghadapi senjata baru yang mengancam permukiman Israel tersebut, khususnya wilayah sekitar Gaza.

Balon helium menjadi salah satu senjata pejuang Gaza yang menjadi masalah bagi Israel selain rudal canggih. Misil tersebut mampu merambah ke wilayah Negev, Beer Sheba hingga wilayah Selatan dekat Luat Mati dengan  jarak tempuh mencapai 96 KM.

Kekuatan tempur rudal Gaza yang luar biasa inilah yang menjadi alasan kuat bagi Israel menerima gencatan yang ditengahi Mesir dalam perag 40 jam November 2018 lalu, jika tidak kota-kota Israel akan terancam rudal.

Selain Hamas, Sayap Militer Faksi Jihad Islam, Saraya Al-Quds, menyatakan telah menciptakan roket penghancur jarak jauh. Jihad Islam juga mengancam akan memberikan kejutan terhadap Israel dengan mengubah wilayah Israel menjadi neraka.

(T.RS/S:Sputnik)

leave a reply
Posting terakhir

Surat Kabar Ibrani Ungkap Ketakutan Israel Akan Pergantian Kekuasaan di UEA

Mengutip dari seorang pejabat militer Israel yang mengatakan, "Saat ini kami mendapatkan keuntungan dari angin perdamaian, tetapi kami tinggal di wilayah yang tidak stabil di mana angin dapat berubah arah dengan cepat. Oleh karena itu, kami selalu ingin selangkah lebih maju dibandingkan dengan negara-negara lain di wilayah ini."