Sekjen PBB mengunjungi Masjid New York, menyerukan jaminan keamanan bagi jamaah Muslim

Guterres menunjukkan "solidaritas terhadap komunitas Muslim dari New York, Selandia Baru dan lainnya."

BY 4adminEdited Sat,23 Mar 2019,03:43 PM

New York, SPNA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Jumat mengunjungi masjid Islamic Cultural Center di New York, menyerukan upaya untuk memastikan keamanan global terhadap jamaah Muslim dan perlindungan situs-situs keagamaan.

Guterres mengunjungi masjid sebelum pelaksanaan shalat Jumat, menunjukkan "solidaritas terhadap komunitas Muslim dari New York, Selandia Baru dan lainnya."

"Hari ini dan setiap hari, kita harus bersatu melawan kebencian anti-Muslim dan segala bentuk kefanatikan," kata Sekjen PBB itu.

Jumat lalu, seorang teroris secara terbuka menembaki dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, menyebabkan sedikitnya 50 orang meninggal.

Selama sepekan terakhir, banyak nama penyintas (korban) penembakan diketahui. Tidak sedikit kisah mereka tersebar di media sosial, seperti Mucad Ibrahim, seorang anak berusia tiga tahun, yang menjadi penyintas termuda dalam peristiwa itu dan Farid Ahmed, yang kehilangan istrinya yang melompat di depannya untuk melindungi dirinya dari tembakan sang teroris.

Guterres menyebut serangan itu mengerikan, namun "mungkin tidak terlalu mengejutkan."

"Di seluruh dunia, kita telah menyaksikan kebencian anti-Muslim, anti-Semitisme, kebencian, dan fanatisme yang terus meningkat," kata Guterres. "Saya sudah berulang kali memperingatkan tentang bahaya itu."

Guterres meminta Perwakilan Tinggi untuk Aliansi Peradaban PBB, Miguel Moratinos, untuk membuat rencana aksi bagi seluruh badan PBB untuk terlibat penuh dalam mendukung pengamanan situs-situs keagamaan.

"Di sini hari ini, dalam kedamaian ruang suci ini, saya membuat seruan global untuk menegaskan kembali kesucian semua tempat ibadah dan keselamatan semua jamaah yang mengunjungi situs-situs yang dihormati dengan semangat belas kasih dan toleransi," kata Guterres.

Sekjen PBB juga memperingatkan bahwa retorika kebencian sedang menyebar di sekitar seperti "api".

"Banyak gerakan politik secara terbuka mengakui afiliasi neo-Nazi mereka, atau menyinkronkan kata-kata mereka, dan memotong serta menempelkan simbol dan gambar," katanya.

Media memainkan peran penting dalam penyebaran "api" yang menyebut Muslim sebagai ekstremis, menurut Guterres.

Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Januari oleh Universitas Negeri Georgia dan Universitas Alabama menemukan bahwa antara tahun 2006 dan 2015, serangan di AS oleh mereka yang mengaku Muslim menerima liputan berita 357 persen lebih banyak daripada serangan yang dilakukan oleh orang lain.

"Kita perlu bertindak melawan ekstremisme dalam segala bentuknya - apakah itu menargetkan masjid, sinagog, gereja, atau di mana pun," kata Guterres.

Guterres mengirim pesan kepada kaum Muslim di seluruh dunia, "Anda tidak sendirian. Dunia bersama Anda. PBB bersama Anda, dan saya bersama Anda."

(T.RA/S: Anadolu Agency)

leave a reply