Israel menolak laporan ‘bias’ PBB terkait protes di Gaza

Duta Besar Israel Aviva Raz Shechter mengecam apa yang disebutnya "bukti yang jelas bias politik terhadap Israel."

BY 4adminEdited Sat,23 Mar 2019,03:44 PM

Tel Aviv, SPNA - Pejabat Israel mengutuk laporan Dewan HAM PBB yang terkesan bias terkait penggunaan kekuatan mematikan selama protes warga Palestina di perbatasan Gaza.

Dewan pada hari Jumat (22/03/2019) mengecam "penggunaan kekuatan yang mematikan dan berlebihan" terhadap demonstran sipil di Gaza dan menyerukan agar para pelaku penembakan di wilayah kantong tersebut dihadirkan di pengadilan.

Pada hari terakhir sesi empat minggu, forum Jenewa mengadopsi resolusi tentang akuntabilitas, yang dibawa oleh Pakistan atas nama Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pemungutan suara menghasilkan 23 negara yang mendukung, delapan menentang, sementara 15 lainnya abstain dan satu delegasi tidak hadir.

Resolusi tersebut menyerukan adanya kerja sama dengan pemeriksaan pendahuluan yang dibuka oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada tahun 2015 terhadap dugaan pelanggaran HAM Israel.

Resolusi itu didasarkan pada laporan penyelidikan PBB yang mengatakan bahwa pasukan keamanan Israel mungkin telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam membunuh 189 warga Palestina dan melukai lebih dari 6.100 pada protes mingguan tahun lalu.

Mengeluarkan tanggapan resmi terhadap laporan komisi itu, Israel mengatakan mereka "memiliki keprihatinan serius tentang analisis faktual dan hukum yang dilakukan oleh komisi, metodologi dan bukti yang jelas tentang bias politik terhadap Israel."

Duta Besar Israel Aviva Raz Shechter mengecam apa yang disebutnya "bukti yang jelas bias politik terhadap Israel" dalam laporan tersebut tetapi mengatakan bahwa pihak berwenang "memeriksa insiden secara individu."

Dia menuduh panel independen mengabaikan "ancaman yang sangat nyata" yang ditimbulkan kepada 70.000 warga Israel yang tinggal di sepanjang perbatasan dengan 1.300 roket yang ditembakkan oleh Hamas selama periode penyelidikan, 30 Maret - 31 Desember.

Di Yerusalem, Kementerian Luar Negeri Israel mengeluarkan pernyataan yang menepis apa yang disebutnya sebagai "ritual munafik yang absurd" dengan memilih Israel untuk dikritik dalam temuan "yang telah ditentukan" yang mengabaikan kenyataan di lapangan.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan sekitar 200 orang meninggal dan ribuan lainnya terluka akibat tembakan Israel sejak warga Palestina melancarkan protes. Seorang tentara Israel ditembak mati oleh penembak jitu Palestina di sepanjang perbatasan.

Para pengunjuk rasa menuntut pencabutan blokade Israel atas wilayah itu dan hak untuk kembali ke tanah tempat leluhur mereka melarikan diri atau diusir. Israel mengatakan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menggunakan kekuatan mematikan untuk mempertahankan perbatasan.

(T.RA/S: Asharq Al-Awsat)

leave a reply
Posting terakhir