Peringati “Hari Bumi’’ Ribuan warga Palestina banjiri perbatasan Gaza

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam peringatan Hari Bumi mengatakan bahwa tanah air Palestina adalah milik bangsa Palestina bukan Yahudi. “Palestina adalah Negara merdeka yang beribukotakan Yerusalem. Cita-cita ini akan tercapai dan derita rakyat Palestina selama 100 tahun terakhir tidak akan sia-sia,” tegasnya.

BY 4adminEdited Sat,30 Mar 2019,05:31 PM

Jalur Gaza, SPNA - Ribuan warga Palestina di berbagai wilayah memperingati ‘’Hari Bumi’’ dalam rangka mengenang pencaplokan Israel terhadap Palestina tahun 1973 silam.

Peringatan tersebut bertepatan dengan pekan ke 43 demonstrasi Great March of Return, (30/03/2019).

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam peringatan Hari Bumi mengatakan bahwa tanah air Palestina adalah milik bangsa Palestina bukan Yahudi. “Palestina adalah Negara merdeka yang beribukotakan Yerusalem. Cita-cita ini akan tercapai dan derita rakyat Palestina selama 100 tahun terakhir tidak akan berakhir sia-sia,” tegasnya.

Sebelumnya Komisi Tindak Lanjut Komunitas Arab, menyerukan seluruh warga di berbagai wilayah untuk mendukung peringatan ‘’Hari Bumi”, 30 Maret. Hal ini dalam rangka melawan politik rasis Israel,  pendudukan serta agresi khususnya pasca serangan di Gaza beberapa hari lalu.

Di Jalur Gaza, Pusat Informasi Palestina, Palinfo melaporkan bahwa ribuan warga Gaza membanjiri perbatasan.  Khaled Al-Batsh, petinggi gerakan Jihad Islam, dan Kepala Lembaga Nasional Great March of Return” menyerukan ribuan warga Palestina untuk menggelar demonstrasi damai.

“Kami mengajak warga Palestina menggelar demonstrasi damai dalam rangka menyampaikan pesan kepada dunia bahwa rakyat Palestina telah bersatu melawan Deal of Century serta menuntut agar blokade terhadap Gaza segera dihapuskan.”

“Warga Gaza akan terus menyuarakan aspirasinya sampai Israel memenuhi tuntutan mereka.”

Sejumlah surat kabar melaporkan bahwa beberapa demnstran cedera akibat gas air mata yang dilepas pasukan Israel ke arah demonstran. Dua warga lainnya juga menderita luka tembak.

Tidaknya hanya itu, Delegasi Badan Intelejen Mesir ditemani Kepala Biro Politik Hamas juga berkunjung  ke perbatasan Gaza untuk memantau sitausi.

Sejak setahun lalu, 30 Maret 2018,  warga Gaza memperingati “Hari Bumi” dan demonstrasi Great March of Return menuntut penghapusan blokade dan pemulangan pengungsi Palestina ke tanah air.

Sejak saat itu, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) menggunakan cara-cara kekerasan menghadapi demonstran Gaza.

Menteri Kesehatan Palestina, melaporkan bahwa jumlah korban  dalam Great March of Return sejak tahun lalu berjumlah 266 korban jiwa dan 30398 korban luka-luka. 50 dari mereka yang gugur adalah wanita dan 6 anak-anak.

Jalur Gaza adalah wilayah selatan Palestina yang terisoliasi akibat blokade Israel selama lebih dari 12 tahun dan melumpuhkan seluruh lini kehidupan Gaza.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghidupi keluarganya.

Melihat situasi Gaza yang carut marut akibat blokade, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa wilayah yang memiliki luas 365 persegi tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Sementara itu, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.

(T.RS/S:RtArabic)

leave a reply
Posting terakhir