Aksi Great March of Return di Gaza, 4 warga Palestina meninggal di tangan pasukan Israel

4 warga Palestina dilaporkan gugur dan 316 lainnya luka-luka dalam peringatan Great March of Return. Sementara itu jumlah korban luka-luka hingga Sabtu malam (30/03/2019) mencapai 316 orang, 86 dari mereka adalah remaja dan 29 perempuan.  64 warga dilaporkan menderita luka tembak, 16 terkena peluru karet, 94 terkena gas air beracun.

BY 4adminEdited Sun,31 Mar 2019,02:29 PM

Jalur Gaza, SPNA - 4 warga Palestina dilaporkan gugur dan 316 lainnya luka-luka dalam peringatan Great March of Return.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, 4 korban jiwa bernama Muhammad Jihad Sa’ad (20 tahun), Adham Nidhal (27 tahun), Tamir Hasyim Abu al-Khair (17 tahun) serta Bilal Mahmoud Sya’ban (17 tahun).

Sementara itu jumlah korban luka-luka hingga Sabtu malam (30/03/2019) mencapai 316 orang, 86 dari mereka adalah remaja dan 29 perempuan.  64 warga dilaporkan menderita luka tembak, 16 terkena peluru karet, 94 terkena gas air beracun.

Peringatan Great March of Return di Perbatasan Gaza

Sejak Sabtu pagi memadati perbatasan 5 titik di perbatasan Gaza untuk memperingati “Hari Bumi” dan aksi “Great March of Return” yang memasuki tahun ke dua.

Delegasi Badan Intelejen Mesir ditemani Kepala Biro Politik Hamas juga berkunjung  ke perbatasan Gaza untuk memantau situasi.

4 warga dilaporkan gugur dan 316 lainnya luka-luka akibat tindak kekerasan pasukan IDF.

Great March of Return di New York

Tidak hanya di Palestina, aksi Great March of Return juga diperingati di Amerika Serikat.  Warga AS dari berbagai lapisan membanjiri Times Square, New York untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina.  Mereka juga menuntut kemerdekaan Palestina, penghapusan blokade terhadap Jalur Gaza, serta menuntut Donald Trump berhenti membela Israel.

Tidak hanya itu, sekte Yahudi Hasidut  ikut serta dalam aksi tersebut. Mereka membawa spanduk berisi tulisan: ‘’Anti-Israel bukan berarti anti Yahudi’’, dan “Negara Israel tidak mewakili komunitas Yahudi”,  “Yahudi Internasional mengutuk kebrutalan Israel’’ serta spanduk dukungan untuk Palestina dan kecaman terhadap Israel lainnya.

Demonstrasi  “Hari Bumi” dan demonstrasi “Great March of Return” sejak setahun silam, (30 Maret 2018) dilakukan untuk menuntut penghapusan blokade serta pemulangan pengungsi Palestina ke tanah air.  Sejak saat itu, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) menggunakan cara-cara kekerasan menghadapi demonstran Gaza.

Menteri Kesehatan Palestina, melaporkan bahwa jumlah korban  dalam Great March of Return sejak tahun lalu berjumlah 266 korban jiwa dan 30398 korban luka-luka. 50 dari mereka yang gugur adalah wanita dan 6 anak-anak.

Jalur Gaza adalah wilayah selatan Palestina yang terisoliasi akibat blokade Israel selama lebih dari 12 tahun dimana blokade berhasil melumpuhkan seluruh lini kehidupan Gaza.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghidupi keluarganya.

Melihat situasi Gaza yang carut marut akibat blokade, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa wilayah yang memiliki luas 365 persegi tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Sementara itu, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.
(T.RS/S:AnadoluAgency)

leave a reply
Posting terakhir