Pemerintah Israel kembali buka dua jalur penyeberangan di Gaza

Pemerintah Israel, Minggu pagi (31/03/2019) membuka kembali jalur penyeberangan Beit Hanoun dan Karem Abu Salem yang telah ditutup selama seminggu. Penutupan kedua jalur tersebut terjadi setelah roket milik gerakan pejuang Gaza mendarat di dekat Tel Aviv serta melukai 7 warga Israel.

BY 4adminEdited Sun,31 Mar 2019,02:30 PM

Jalur Gaza, SPNA - Pemerintah Israel, Minggu pagi (31/03/2019) membuka kembali jalur penyeberangan Beit Hanoun dan Karem Abu Salem yang telah ditutup selama seminggu. Penutupan kedua jalur tersebut terjadi setelah roket milik gerakan pejuang Gaza mendarat di dekat Tel Aviv serta melukai 7 warga Israel.

Akibatnya angkatan udara Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza dan dibalas oleh Hamas. Aksi saling serang tersebut berhenti setelah kedua pihak menyapakati gencatan senjata yang dimediasi Mesir.

Berdasarkan keterangan Yediot Ahronot, pembukaan jalur penyeberangan adalah bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Gaza dan Israel. Perjanjian tersebut meliputi penambahan pasokan listrik ke Jalur Gaza serta penambahan luas area penangkapan ikan. Israel juga menyetujui penambahan suplai solar untuk menghidupkan satu-satunya generator listrik di Gaza.

Gencatan senjata tersebut, mendapatkan kritikan tajam dari Mantan Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman.  Lieberman menegaskan bahwa langkah Pemerintahan Netanyahu mempermalukan Israel.

 “Apa yang terjadi malam ini di perbatasan Gaza mempermalukan Israel. Pemerintahan Netanyahu pengecut, mereka tak mampu mengambil keputusan tegas, ‘’ ketusnya seperti dilansir Channel 13.

Peringatan Great March of Return di Perbatasan Gaza

Sementara itu dilaporkan, puluhan ribu warga Palestina sejak Sabtu pagi memadati perbatasan 5 titik di perbatasan Gaza untuk memperingati “Hari Bumi” dan aksi “Great March of Return” yang memasuki tahun ke dua.

Delegasi Badan Intelejen Mesir ditemani Kepala Biro Politik Hamas juga berkunjung  ke perbatasan Gaza untuk memantau situasi.

4 warga dilaporkan gugur dan 316 lainnya luka-luka akibat tindak kekerasan pasukan IDF.

Great March of Return di New York

Tidak hanya di Palestina, aksi Great March of Return juga diperingati di Amerika Serikat.  Warga AS dari berbagai lapisan membanjiri Times Square, New York untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina.  Mereka juga menuntut kemerdekaan Palestina, penghapusan blokade terhadap Jalur Gaza, serta menuntut Donald Trump berhenti membela Israel.

Tidak hanya itu, sekte Yahudi Hasidut  ikut serta dalam aksi tersebut. Mereka membawa spanduk berisi tulisan: ‘’Anti-Israel bukan berarti anti Yahudi’’, dan “Negara Israel tidak mewakili komunitas Yahudi”,  “Yahudi Internasional mengutuk kebrutalan Israel’’ serta spanduk dukungan untuk Palestina dan kecaman terhadap Israel lainnya.

Demonstrasi  “Hari Bumi” dan demonstrasi “Great March of Return” sejak setahun silam, (30 Maret 2018) dilakukan untuk menuntut penghapusan blokade serta pemulangan pengungsi Palestina ke tanah air.  Sejak saat itu, Pasukan Pendudukan Israel (IDF) menggunakan cara-cara kekerasan menghadapi demonstran Gaza.

Menteri Kesehatan Palestina, melaporkan bahwa jumlah korban  dalam Great March of Return sejak tahun lalu berjumlah 266 korban jiwa dan 30398 korban luka-luka. 50 dari mereka yang gugur adalah wanita dan 6 anak-anak.

Jalur Gaza adalah wilayah selatan Palestina yang terisoliasi akibat blokade Israel selama lebih dari 12 tahun dimana blokade berhasil melumpuhkan seluruh lini kehidupan Gaza.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghidupi keluarganya.

Melihat situasi Gaza yang carut marut akibat blokade, Sekjen PBB, Antonio Guterres tahun 2018 lalu telah memperingatkan bahwa wilayah yang memiliki luas 365 persegi tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020 mendatang. 

Sementara itu, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia.
(T.RS/S:AnadoluAgency)

leave a reply
Posting terakhir

Jalur Penyeberangan Rafah kembali dibuka dua arah

Pemerintah Mesir kembali membuka jalur perbatasan Rafah dari dua arah. Hal ini merupakan pertamakalinya sejak penarikan karyawan pemerintah Palestina yang bekerja di gerbang perbatasan Mesir awal Januari lalu.