Gaza, SPNA - Ketika dunia memperingati Hari Buruh Internasional, Gaza mengalami tingkat pengangguran meningkat menjadi 54 persen, dengan tingkat kemiskinan naik menjadi 80 persen.
Ketua Federasi Jenderal Serikat Buruh Sami Al-Amassi mengatakan situasi ini telah mencapai level bencana. Ia menambahkan bahwa jumlah ini sangat "mengejutkan". Peningkatan ini adalah akibat pengepungan Israel selama 12 tahun di Jalur Gaza, yang telah membatasi impor dan ekspor barang-barang kebutuhan pokok, melumpuhkan perekonomian, menghambat transfer dana dan membuat orang-orang Palestina terperangkap dalam penjara di udara terbuka.
Al-Amassi menambahkan bahwa meskipun pemerintah telah menetapkan upah minimum sebesar 1.450 shekel ($ 404), pemerintah mengontrak petugas kebersihan dengan nilai kontrak yang hanya mencapai 730 shekel ($ 209) per bulan.
"Para pekerja ini tidak dapat mengeluhkan gaji mereka yang rendah," lanjut Al-Amassi, "sebab tidak ada pekerjaan alternatif."
Selain pengepungan, pendudukan Israel juga menghancurkan 500 pabrik dan bengkel selama operasi pengeboman pada 2014 di Gaza, yang mengakibatkan ribuan orang hidup tanpa penghasilan. Pengepungan ini juga mengakibatkan bangunan yang hancur belum diperbaiki akibat kurangnya bahan bangunan yang diperlukan. Selain itu, angkatan laut Israel secara teratur menembak dan menahan para nelayan Palestina saat mereka melaut.
Al-Amassi menyerukan perlunya proyek-proyek pembangunan dan zona industri akan diluncurkan di Jalur Gaza guna mempromosikan ekonomi Palestina dengan di bawah perlindungan internasional.
(T.RA/S: MEMO)