Perusahaan transportasi Perancis tolak  proyek pengadaan kereta api ringan Israel di Yerusalem

Perusahaan Transportasi Perancis keberatan bekerja sama dalam proyek kereta api ringan Israel di Yerusalem. Penolakan tersebut semakin memperkeruh hubungan kedua negara.

BY 4adminEdited Mon,13 May 2019,09:58 AM

Yerusalem, SPNA - Perusahaan transportasi Perancis, Alstom, menolak bekerjasama dengan Israel, untuk proyek kereta api ringan (LRT), di Yerusalem. Alstom tidak ingin dianggap terlibat dalam usaha menetang hak-hak warga Palestina.

Pihak Israel tidak dapat menerima penolakan tersebut. Di luar prediksi sebuah perusahaan dari negara yang mempunyai hubungan baik dengan Israel secara bilateral menolak penawaran kerja sama dari koleganya.

Dua perusahaan Israel, Electra dan Dan, telah mengadukan penolakan tersebut kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon.

Hubungan Israel dan Perancis sebenarnya tidak terlalu harmonis. Pada bulan April lalu, Paris menentang keras kebijakan Israel yang memotong hak pajak perbatasan milik Palestina.

Pemerintah Israel yang bertugas menjaga perbatasan memotong secara sepihak hak pajak Palestina. Mereka berdalih bahwa hasil pajak tersebut digunakan oleh pemerintah Palestina untuk membayar santunan keluarga yang meninggal dalam aksi pernyerangan terhadap warga Yahudi dan militer Israel.

Kementerian Luar Negeri Israel, pada April lalu juga memanggil Duta Besar Perancis untuk Israel, Helen Logal, untuk menanyakan pernyataan Duta Besar Perancis di Washington.

Gerard Arrod, mantan Duta Besar Perancis untuk Washingto, dalam sebuah wawancaranya dengan repoter majalah Amerika, The Atantic, ia menyebut Israel sebagai negara apartheid.

(T.HN/S: Maannews)

leave a reply
Posting terakhir

Palestina tegaskan tolak proyek pembangunan rel kereta api di wilayah yang diduduki Israel

Ketua Lembaga Urusan Sipil Palestina, Hussein Syaikh mengatakan: “Israel menawari kami untuk ambil bagian dalam pembangunan rel kereta api dari Jenin ke Haifa menuju ke beberapa negara Arab. Kami tegaskan menolak tawaran itu. Tidak ada normalisasi sebelum pendudukan diakhiri. Kami tidak akan membiarkan adanya solusi ekonomi yang menguntungkan Israel. Sepotong roti tidak bisa menjadi ganti kebebasan nasional.