Seorang nenek Palestina memenangkan tuntutan hukum untuk bisa mengunjungi makam ayahnya di pangkalan militer Israel

Selama hampir 20 tahun, militer Israel menolak menangani permintaan Salwa untuk menggunakan hak konstitusional dasarnya untuk mengunjungi makam ayahnya yang terbunuh hanya beberapa bulan sebelum ia dilahirkan.

BY 4adminEdited Wed,26 Jun 2019,01:19 PM

Haifa, SPNA - Seorang nenek Palestina telah memenangkan perjuangan hukumnya untuk bisa mengunjungi makam ayahnya, setelah puluhan tahun otoritas Israel menghalangi keinginannya itu dengan pendirian tembok di sekelilingnya.

Dengan langkah hukum melalui LSM Adalah, yang berbasis di Haifa, Salwa Salem Copty (70), warga negara Israel, pada akhirnya akan dapat mengunjungi makam ayahnya di pemakaman Kristen yang dikelilingi oleh pangkalan militer Israel.

Pangkalan itu didirikan di reruntuhan Ma'alul, sebuah desa Palestina yang dihancurkan oleh pasukan Israel dalam tragedi Nakba pada tahun 1948.

Pada Januari 2019, Adalah mengajukan petisi Mahkamah Agung atas nama Copty dan pamannya yang berusia 93 tahun, Subhi Mansour, "menuntut militer Israel mengizinkan mereka mengunjungi pemakaman."

Menanggapi petisi, "Kantor Kejaksaan Negara Israel sekarang telah mengumumkan bahwa pihaknya akan memperbolehkan Salwa dan pamannya untuk mengunjungi pemakaman," Adalah menyatakan.

Menurut Adalah, Salwa Salem Copty lahir pada 1948 beberapa bulan setelah ayahnya, Fares Salem, ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel.

"Pasukan Israel menduduki desa asal mereka, Ma'alul, pada Juli 1948, mengusir penduduk Palestina, dan menghancurkan seluruh desa dengan pengecualian dua gereja dan sebuah masjid."

Sekarang, "militer Israel telah memutuskan akan mengizinkan Salwa, pamannya, dan dua orang lainnya hingga tiga kunjungan setahun ke pemakaman."

"Selama hampir 20 tahun, militer Israel menolak menangani permintaan Salwa untuk menggunakan hak konstitusional dasarnya untuk mengunjungi makam ayahnya yang terbunuh hanya beberapa bulan sebelum ia dilahirkan," kata Wakil Direktur Jenderal Jaksa Agung Sawsan Zaher.

"Tentara Israel tidak akan pernah bisa memberi kompensasi kepada Salwa atas ketidakadilan selama beberapa dekade ini, tetapi kami senang bahwa, setelah perjuangan yang begitu lama, ia akhirnya akan dapat mengunjungi makam ayahnya."

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply