Genewa, SPNA - Seorang pejabat PBB, Rabu (03/07/2019), mengatakan bahwa ada "kegagalan sistemik" PBB di Myanmar dan itu juga termasuk kegagalan negara-negara anggota.
Berbicara pada sesi ke-41 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar Yanghee Lee mengatakan laporan independen mantan Menteri Luar Negeri Guatemala Gert Rosenthal tentang Myanmar, yang ditulis atas permintaan PBB, mengakui kegagalan sistemik PBB.
"Setiap kali ada pelanggaran massal hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan, PBB hanya akan mengatakan itu adalah kegagalan sistemik ... Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya ...," Yanghee menekankan. Dia mengatakan semua korban di seluruh dunia pantas mendapat jawaban tentang bagaimana kegagalan sistemik ini terjadi dan apa yang akan dilakukan PBB untuk mencegahnya kembali terjadi.
Yanghee mengatakan bahwa kegagalan PBB juga termasuk kegagalan negara-negara anggota.
"Saya mengajukan pertanyaan kepada semua negara anggota. Apakah Anda akan terus gagal melindungi semua orang Myanmar ?," katanya.
Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan penumpasan terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.
Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut sebuah laporan oleh Ontario International Development Agency (OIDA).
Sekitar 18.000 perempuan dan gadis Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan lebih dari 115.000 rumah warga Rohingya dibakar dan 113.000 lainnya dirusak, tambahnya.
(T.RA/S: Anadolu Agency)