Netanyahu janjikan serangan "menyakitkan" jika Hamas tidak hiraukan perjanjian gencatan senjata

Perdana Menteri Israel menjanjikan serangan ‘tanpa ampun’ jika Hamas kembali memprovokasi perang dengan pihaknya.  Militer Israel sebutnya, sedang menunggu lampu hijau untuk melakukan agresi militer ke Gaza.

BY 4adminEdited Sun,14 Jul 2019,12:56 PM

Tel Aviv, SPNA - Salah satu media Israel, i24News, Sabtu (13/07/2019), melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan komitmennya untuk menjaga perdamaian selama Hamas dan aksi pejuang lainnya di Gaza dapat menjamin situasi yang kondusif.

“Militer (Israel) menunggu lampu hijau dari saya untuk menjalankan agresi militer ke Gaza. Serangan ini akan sangat menyakitkan bagi Hamas apabila mereka tidak menjaga perdamaian.” Kata Netanyahu.

Kepada delegasi Intelijen Mesir, Netanyahu menyampakan bahwa jika Hamas kembali memancing suasana perang, Israel tidak akan mau menerima negosiasis dari pihak manapun, baik Mesir, Qatar bahkan PBB.

Netanyahu turut menegaskan dirinya tidak akan mengizinkan penyaluran dana bantuan untuk Hamas di Gaza. Ia mengatakan bahwa itu merupakan keputusan final yang tidak bisa diganggu gugat lagi.

Sehari sebelumnya, Jumat (12/07/2019), Delegasi Mesir tiba di Gaza untuk bertemu dengan pemimpin Hamas.

Dalam pertemuan tersebut, Hamas kekeh tidak akan menerima perdamaian selama Israel tidak membuka tabir blokadenya terhadap Gaza yang telah berlangsung sejak tahun 2006.

Selain itu Hamas menyebutkan bahwa para pemimpin faksi Palestina menunjukkan sikap positif untuk maju satu langkah demi menciptakan perdamaian lokal antar gerakan yang ada.

Hal tersebut berangkat dari tujuan bersama untuk melawan Perjanjian Abad Ini dan hasil pertemuan Ekonomi Bahrain.

Hamas juga melaporkan sejumlah tindakan Israel yang merusak nota kesepahaman perdamaian dengan pihak Gaza. Israel disebutkan sengaja memperlambat pelaksanaan janji-janji yang tertuang dalam kontrak damai.

“Pejuang tidak akan menerima perdamaian jika Israel tidak segera menyingkap tabir blokade dari Gaza.” Sebut Hamas dalam pernyataannya.

Mesir sepakat untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan Gaza melalui jalinan kerja sama untuk meringankan penderitaan warga Palestina di Gaza.

Ketegangan perbatasan Gaza-Israel berlangsung sejak pertama kali warga Gaza menggelar unjuk rasa The Great March of Return akhir Maret 2018. Sejak saat itu warga rutin melakukan unjuk rasa yang telah berlangsung selama 66 pekan.

Pembubaran massa secara brutal yang dilakukan militer Israel menyebabkan 319 warga meninggal dan 31 ribu warga lainnya luka-luka. Tidak jarang, konfrontasi militer dan warga di perbatasan ini menjadi sebab dari jual beli serangan antara para pejaung dan militer Zionis.

(T.HN/S: Arabic.Rt)

leave a reply
Posting terakhir