Akibat pos militer Israel, warga Palestina di Tepi Barat menderita kerugian 270 juta Dolar pertahun

Applied Research Institute Jerusalem (ARIJ) melaporkan bahwa rakyat Palestina menderita kerugian sebesar 60 Juta jam kerja per-tahun karena aturan pos pemeriksaan lalu lintas  Israel yang menghambat warga Palestina di Tepi Barat.

BY 4adminEdited Mon,15 Jul 2019,02:56 PM

Bethlehem, SPNA - Applied Research Institute Jerusalem (ARIJ) melaporkan bahwa rakyat Palestina menderita kerugian sebesar 60 Juta jam kerja per-tahun karena aturan pos pemeriksaan lalu lintas  Israel yang menghambat warga Palestina di Tepi Barat.

ARIJ melakukan riset dengan menggunakan  GPS untuk memantau dan mendokumentasikan arus lalu lintas di pos pemeriksaan militer. Sebanyak 70 GPS dipasang di kendaraan transportasi umum Palestina serta kendaraan pribadi yang dipilih sesuai dengan rute yang sering dilalui antara kota-kota di Palestina.

Setiap GPS memantau lokasi, waktu, dan kecepatan kendaraan setiap 10 detik. Hal ini membantu menghitung waktu yang dihabiskan kendaraan tersebut di pos pemeriksaan militer. Pengumpulan data dilakukan selama 6 bulan dari awal Januari hingga akhir Juli 2018.

Berdasarkan riset tersebut. biaya kerugian warga Palestina akibat hambatan di pos militer Israel diperkirakan mencapai 60 Juta jam kerja per-tahun setara dengan 270 juta Dolar menurut laporan upah rata-rata per-jam Biro Statistik Palestina Pusat. Di samping konsumsi bahan bakar tambahan sebesar 80 juta liter per-tahun atau setara dengan 135 juta Dolar.

Pasukan pendudukan Israel (IDF) tercatat mendirikan 92 pos pemeriksaan permanen ditambah dengan belasan pos pemeriksaan tambahan di Tepi Barat.

Warga Palestina yang melakukan perjalanan di Tepi Barat harus melewati 15 pos  militer di antara kota-kota Tepi Barat, di samping 11 pos menuju Al-Quds dan wilayah yang diduduki tahun 1948.

Selain itu, konsumsi bahan bakar mobil yang berjalan pada kecepatan yang sangat rendah untuk jangka waktu lama (1 - 10 km / jam) sekitar 0,049 liter per-menit.  Dampak negatif dari hambatan terhadap lalu lintas juga mengarah kepada peningkatan emisi karbon dioksida sebesar 196 ribu ton per-tahun akibat konsumsi bahan bakar.

Applied Research Institute Jerusalem dirikan pada tahun 1990. Institut yang berbasis di Bethlehem tersebut melakukan penelitian di bidang manajemen sumber daya serta perkembangan di wilayah Palestina. 

(T.RS/S:Maannews)

leave a reply
Posting terakhir