Pesan Ramadhan Ulama Dunia Ditengah Pandemi Corona

Ulama Muslim dari berbagai negara menyerukan kepatuhan terhadap langkah-langkah pencegahan penyebaran virus Corona selama bulan suci Ramadhan.

BY Edited Fri,24 Apr 2020,10:39 AM

Ankara

Ankara, SPNA - Para ulama dari berbagai negara menyeru kaum Muslimin agar mematuhi langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 selama bulan suci Ramadhan. Mengingat, secara global, jumlah pasien positif dan meninggal akibat virus ini terus bertambah.

Sebagai langkah pencegahan terhadap pandemi ini, para ulama memperingatkan agar kaum Muslimin tidak melakukan buka puasa bersama atau shalat Tarawih di Masjid.

Berbagai otoritas keagamaan mengusulkan pembatasan sementara, seperti penutupan Masjid al-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Termasuk pula penangguhan ibadah haji, umrah dan pelaksanaan shalat Jumat dan shalat berjemaah setiap hari.

Shalat Tanpa Jemaah

Abdul Rahman As-Sudais, imam Masjid al-Haram di Arab Saudi, dan Kepala Kepresidenan Dua Masjid Suci, mengumumkan bahwa Tarawih akan dilaksanakan tanpa kehadiran banyak jemaah. Termasuk I'tikaf, tahun ini pun akan ditangguhkan.

Masjid al-Aqsa Ditutup untuk Umum

Masjid suci ketiga kaum Muslimin, al-Aqsa, juga ditutup selama bulan Ramadhan. Penutupan ini adalah yang pertama sepanjang sejarah masjid yang terletak di kota al-Quds yang diduduki Israel ini. Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk "mencegah penyebaran virus Corona," seperti diungkapkan Dewan Wakaf Islam Yerusalem. Keputusan ini diambil merujuk pada fatwa Islam dan rekomendasi tim medis.

Sheikh Mohammed Hussein, Mufti Besar Yerusalem dan Palestina, juga mengatakan bahwa masjid-masjid akan ditutup pada hari-hari pertama Ramadhan, dan bahwa shalat Tarawih dilaksanakan di rumah masing-masing.

Pesan "Tarawih di Rumah" Turki

Otoritas Keagamaan Turki juga mengumumkan bahwa Tarawih tidak akan dilaksanakan di masjid-masjid di negara ini.

"Ramadhan tahun ini, sayangnya, kita tidak akan melaksanakan shalat Tarawih di masjid. Semua orang bisa melaksanakannya di rumah masing-masing bersama keluarga. Sebab, Tarawih adalah sholat yang bisa dilaksanakan secara individu," ujar Ali Erbas, kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet), dalam konferensi pers pada hari Senin (20/04/2020).

Tahir Tural, anggota Dewan Tinggi Urusan Agama Diyanet, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pandemi ini akan "sangat berbahaya" pada bulan Ramadhan. Sebab, orang-orang akan berkumpul untuk melaksanakan shalat di area umum di apartemen atau kompleks perumahan.

Saran Ramadhan dari Ulama Saudi

Dalam pernyataan tertulis, Dewan Ulama Senior, Otoritas keagamaan tertinggi di Arab Saudi, juga mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan Tarawih di rumah masing-masing selam Ramadhan, guna mencegah penyebaran virus Corona.

Pernyataan tersebut menyerukan perlunya kepatuhan aturan 'jaga jarak' untuk mencegah penyebaran virus. "Kaum Muslimin harus menghindari kumpulan massa, penyebab utama penyebaran virus."

Dewan menambahkan, kaum Muslimin harus bersahur dan berbuka puasa di rumah. Ini sejalan dengan prinsip Islam, melindungi keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz Al-Sheikh, juga mengumumkan bahwa shalat hari raya akan dilaksanakan di rumah jika pandemi ini masih berlanjut.

Persatuan Ulama Muslim Internasional

Ali Al-Qaradaghi, kepala Persatuan Ulama Muslim Internasional yang bermarkas di Qatar, mengatakan di media sosial bahwa virus Corona bukan alasan bagi Muslim untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan, kecuali mereka yang dinyatakan positif terinfeksi.

Dia mengatakan bahwa mereka yang secara medis dicurigai terkena wabah ini, bisa secara agama dibebaskan dari puasa selama bulan Ramadhan.

Mengingat bahwa masjid dan tempat-tempat sholat ditutup di banyak negara akibat virus, Al-Qaradaghi mengatakan bahwa shalat Tarawih telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW baik di rumah maupun di masjid.

Dia mengingatkan, umat Islam bisa melakukan shalat Tarawih di rumah bersama keluarga mereka. Para imam dan muazin, yang melakukan seruan shalat, dapat melakukan sholat sendirian di masjid.

Berbagai Langkah Negara-negara Muslim Cegah Penyebaran Wabah

Iran adalah negara pertama yang menangguhkan pelaksanaan sholat Jumat di ibu kota Teheran dan 23 provinsi lainnya pada akhir Februari lalu. Ketika itu, negara ini telah mengumumkan 26 kematian akibat COVID-19 dan 245 kasus infeksi.

Kuwait dan Irak mengikutinya pada 13 Maret, yang melarang salat Jumat dan salat lainnya di masjid.

Seiring merebaknya wabah di Iran dan negara-negara Muslim lainnya, Arab Saudi menangguhkan pelaksanaan umrah ke kota-kota suci Mekah dan Madinah pada 27 Februari.

Riyadh secara bertahap memperluas langkah-langkahnya, menutup semua masjid di negara itu pada 20 Maret, termasuk Ka'bah dan Masjid al-Nabawi.

Pada 16 Maret, Direktorat Urusan Agama di Turki juga menangguhkan shalat Jumat dan shalat lainnya di masjid sampai risiko virus ini mereda.

Virus corona baru telah menyebar ke 185 negara dan wilayah sejak awal kemunculannya di Cina Desember lalu. AS dan Eropa menjadi daerah yang paling terpukul di dunia.

Lebih dari 2,65 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia. Jumlah korban tewas telah melebihi 185.000, sementara yang pulih telah melampaui 722.000, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS.

(T.RA/ Jeyhun Aliyev/S: Anadolu Agency)

leave a reply
Posting terakhir