Pencaplokan Tanah Palestina, Cendekiawan Muslim Internasional Desak Dunia Tolak Rencana Israel

IUMS menuduh Israel memanfaatkan “kesibukan” dunia untuk menjalankan rencananya, yaitu mencaplok tanah Palestina.

BY Edited Mon,18 May 2020,03:04 PM

London

London, SPNA - Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) pada hari Sabtu (16/05/20200 mendesak dunia Islam dan semua negara untuk menentang rencana Israel untuk mencaplok wilayah pendudukan Palestina, Anadolu Agency melaporkan.

Sekretaris Jenderal IUMS, Ali al-Qaradaghi, menuduh Israel mengeksploitasi "kesibukan" dunia menghadapi pandemi virus corona, bersama dengan dukungan administrasi Trump, untuk melanjutkan kebijakan agresifnya terhadap Palestina.

"IUMS menyerukan kepada semua pihak untuk berdiri dengan rakyat Palestina, dan hak mereka dalam penentuan nasib sendiri dan untuk membebaskan wilayah mereka yang diduduki," kata al-Qaradaghi.

Dia menganggap pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas implikasi menyetujui rencana Israel untuk mencaplok Yerusalem dan wilayah Palestina lainnya.

Pencaplokan direncanakan akan dilakukan pada akan berlangsung 1 Juli mendatang, sebagaimana disepakati antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutunya yang baru Benny Gantz, pemimpin partai Biru dan Putih.

Para pejabat Palestina telah mengancam untuk menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika negara pendudukan itu melanjutkan rencananya, yang akan semakin merusak solusi dua negara.

Pencaplokan merupakan bagian dari "Kesepakatan abad ini" yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 28 Januari lalu. Kesepakatan tersebut merujuk ke Yerusalem sebagai "ibukota Israel yang tidak terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.

Rencana tersebut termasuk pembentukan negara Palestina yang sangat terfragmentasi yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.

Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok 30% - 40% dari Tepi Barat, termasuk semua Yerusalem Timur, yang dipandang sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan.

Rencana tersebut telah menuai kecaman luas dari dunia Arab dan ditolak oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang mendesak semua negara anggota untuk tidak terlibat dengan rencana tersebut atau bekerja sama dengan Washington dalam mengimplementasikannya dengan cara apa pun.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir