Diprotes Negara Arab, Gedung Putih Minta Netanyahu Batalkan Proyek Aneksasi Tepi Barat

Presiden AS, Donald Trump meminta Netanyahu agar membatalkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordania setelah mendapatkan pesan protes dari sejumlah negara Arab seperti Mesir, Arab Saudi dan Kuwait menolak aneksasi Israel terhadap Tepi barat. 

BY Edited Wed,03 Jun 2020,02:58 PM

Tel Aviv, SPNA – Presiden AS, Donald Trump meminta Netanyahu agar membatalkan rencana aneksasi wilayah Tepi Barat dan Lembah Yordania.

Surat kabar Kuwait,  Al-Jarida, Rabu (03/06) melaporkan bahwa Amerika Serikat mendapatkan pesan protes dari sejumlah negara Arab seperti Mesir, Arab Saudi dan Kuwait menolak aneksasi Israel terhadap Tepi barat.  

Sayangnya, Netanyahu menyatakan ketidakpuasannya atas permintaan Washington tersebut, i24News melaporkan.

Sebaliknya, pemerintah Palestina dan PLO menyatakan siap untuk melakukan diplomasi terkait salah satu poin yang ditentukan dalam Deal of Centuy.

Di saat yang sama Kepala Staf Angkatan Darat, Aviv Kovachi dan Kepala Staf Badan Shin Bet, Nadav Argaman dilaporkan akan membahas strategi militer jika Tel Aviv benar-benar mencaplok Tepi Barat dan Lembah Yordania.

 

Januari lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pesaingnya dari Partai Biru-Putih, Benny Gantz, berjanji untuk mencaplok Lembah Yordania, Laut Mati utara dan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki jika mereka memenangkan pemilihan Israel yang akan digelar pada awal Maret mendatang.

 

Palestina bersikeras untuk mendapatkan kembali seluruh Tepi Barat bersama dengan Jalur Gaza untuk pembentukan negara Palestina di masa depan. Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan menganggap semua kegiatan pembangunan permukiman Yahudi di sana ilegal.

 

Koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah pada hari Rabu (22/01/2020) memperingatkan dampak dari rencana Netanyahu terhadap solusi damai.

 

Dalam sebuah pernyataan Nickolay Mladenov menuturkan, "Jika (rencana itu) dilaksanakan, maka akan memberikan pukulan telak terhadap potensi menghidupkan kembali perundingan Palestina-Israel, memajukan perdamaian regional, dan esensi dari solusi dua negara."

 

Sekitar 650.000 orang Yahudi Israel saat ini hidup di lebih dari 100 permukiman yang dibangun secara ilegal sejak 1967, ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

 

(T.RS/S:I24news)

 

leave a reply
Posting terakhir