Hadramaut, SPNA - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa jutaan anak-anak di Yaman terancam nyawa mereka setelah bantuan kemanusiaan untuk Yaman menurun akibat virus corona.
Dilansir BBC, (27/06), UNICEF membutuhkan setengah miliar dolar untuk menyelamatkan hidup anak-anak di negara yang dinyatakan PBB sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia tersebut.
Sejauh ini, UNICEF hanya menerima setengah dari jumlah yang dibutuhkan. Sekitar dua juta anak menderita kekurangan gizi di Yaman yang hancur akibat perang yang berlangsung lebih dari lima tahun silam.
UNICEF menambahkan, jika tidak menerima bantuan 54,5 juta Dolar akhir Agustus mendatang maka diprediksi sekitar 23.500 anak-anak terancam mati kelaparan.
Selain itu jutaan warga Yaman tidak akan memperoleh nutrisi yang diperlukan dan vitamin pelengkap, atau vaksin untuk melawan penyakit mematikan.
"Jika kita tidak memperoleh dana tersebut segera maka anak-anak akan mati kelaparan, dan banyak warga Yaman akan meninggal dunia, " Ujar perwakilan UNICEF di Yaman, Sara Beysolow Nyanti, seperti dikutip BBC.
Lebih dari seribu warga Yaman dilaporkan tertular virus corona dan 288 meninggal dunia di wilayah yang dikuasai pemerintah. Jumlah tersebut lebih sedikit di wilayah yang dikuasai oposisi. Meskipun demikian angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Perang yang berlangsung sejak 2015 meninggalkan jutaan warga Yaman tanpa perawatan kesehatan, air bersih, serta sarana lain yang diperlukan untuk memerangi penyebaran virus corona. Perang juga mengakibatkan sektor kesehatan Yaman lumpuh total.
Sebelumnya, International Rescue Committee (IRC) dalam laporkannya menyatakan bahwa jutaan warga Yaman terancam virus corona dimana jumlah kematian diprediksi mencapai 85.000 jiwa. Perkiraan IRC tersebut didasarkan pada laporan Imperial College London dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Direktur IRC untuk Yaman, Tamuna Sabadze menjelaskan kepada CNN bahwa situasi yang terjadi di Yaman saat ini tidak sama seperti tragedi yang terjadi sebelumnya.
"Kita bahkan tidak dapat menjelaskan berapa jumlah warga Yaman yang terinfeksi corona karena lembaga kesehatan lumpuh total. Pemerintah hanya dapat melakukan tes dengan kapasitas yang sangat terbatas. Jika bom dan serangan udara masih terus berlanjut kita tidak akan mampu mengendalikan wabah, apalagi memenuhi kebutuhan primer warga sipil," ujarnya memperingatkan ancaman corona terhadap warga sipil Yaman.
(T.RS/S:BBC)