Pengadilan Turki Putuskan Hagia Sophia Kembali Menjadi Masjid

Tidak lama setelah keputusan itu, Presiden Erdogan menandatangani dekrit pembukaan Hagia Sophia untuk pelaksanaan shalat.

BY Edited Sat,11 Jul 2020,07:33 AM

Istanbul, SPNA - Pengadilan Administrasi Tertinggi Turki, Jum’at (10/07/2020), memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada tahun 1934 menjadi museum adalah ilegal. Keputusan ini membuka jalan untuk kembali mengubah monumen tersebut menjadi masjid.

Kasus ini telah diajukan oleh LSM Turki yang meminta pembatalan terhadap keputusan mengubah Hagia Sophia menjadi museum setelah sebelumnya menjadi masjid selama hampir 500 tahun. Langkah ini pun mendapat dukungan dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Tidak lama setelah keputusan itu, Erdogan menandatangani dekrit pembukaan Hagia Sophia untuk sholat.

Melalui akun Twitter-nya, Erdogan membagikan salinan dekrit yang telah ia tandatangani, yang menyebutkan keputusan telah diambil untuk mengontrol Masjid Ayasofya, nama yang dikenal di Turki, kepada direktorat agama negara itu dan membukanya kembali untuk jemaah.

Keputusan  pengadilan

Dewan Negara memutuskan bahwa sejak Hagia Sophia dimiliki Yayasan Sultan Muhammad Al-Fatih, status bangunan tersebut tercatat sebagai masjid dan tidak dapat diubah. Dewan beralasan bahwa Sultan Mehmed II, yang menaklukan Istanbul, menganggap bangunan tersebut akan digunakan publik sebagai masjid tanpa dipungut biaya. Tidak pula, bangunan ini berada dalam yurisdiksi Parlemen atau dewan kementerian.

Keputusan Dewan Menteri untuk mengubah masjid menjadi museum dibuat pada tahun 1934, pada tahun-tahun awal negara Turki sekuler modern yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Pengacara kelompok yang berusaha mengubah bangunan ikonik kembali menjadi masjid berargumen bahwa bangunan itu adalah milik pribadi Sultan Mehmed II.

Sementara itu, seorang pengacara negara berpendapat bahwa keputusan pada tahun 1934 itu sah.

Dia merekomendasikan agar permintaan itu ditolak. Alasannya, bahwa keputusan untuk memulihkan warisan Islam terserah kepada pemerintah..

Hagia Sophia akan selalu menjadi warisan dunia

Pembukaan kembali Hagia Sophia Istanbul untuk sholat tidak akan menghilangkan identitasnya, sebab bangunan ini akan selalu menjadi milik warisan sejarah dunia, tutur Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki.

Langkah ini tidak akan menghalangi orang-orang mengunjunginya, katanya.

Turki masih akan melestarikan ikon-ikon Kristen di sana, sama seperti nenek moyang kita memelihara semua nilai-nilai Kristen, kata Kalin.

"Semua masjid utama kami seperti Masjid Biru, Masjid Fatih dan Suleymaniye, mereka terbuka untuk pengunjung dan jemaah," kata Kalin.

Kalin mengutip contoh-contoh Katedral Notre Dame yang ikonis di Prancis dan Basilika Sacre-Coeur, gereja-gereja terkenal di dunia yang terbuka untuk turis dan jemaah.

“Membuka Hagia Sophia untuk beribadah tidak menghalangi wisatawan lokal atau asing mengunjungi situs ini,” tegas Kalin.

"Jadi kerugian dari warisan dunia tidak dipertanyakan," tambahnya.

Erdogan pekan lalu mengatakan bahwa tuduhan terhadap negara tentang Hagia Sophia secara langsung menargetkan kedaulatannya, menambahkan bahwa Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu.

Magnet pariwisata

Bangunan abad keenam, dengan arsitektur memukau dan menjadi magnet bagi turis di seluruh dunia itu, dikonversi menjadi museum sejak 1935 dan terbuka untuk umum.

Pertama kali didirikan, Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama Kekaisaran Bizantium Kristen. Kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.

Mengubahnya menjadi museum adalah reformasi kunci dari otoritas pasca-Ottoman di bawah pendiri Republik Turki Modern,  Mustafa Kemal Ataturk.

(T.RA/S: TRT World)

leave a reply
Posting terakhir