11 Negara Eropa Menuntut Israel Hentikan Pencaplokan Tepi Barat

Dilansir Rt Arabic (15/07) melalui petisi yang ditujukan kepada Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Kebijakan dan Keamanan Luar Negeri,  Josep Borrell, mereka mengatakan bahwa aneksasi oleh Israel terhadap wilayah Palestina di Tepi Barat  menimbulkan kekhawatiran besar bagi Uni Eropa. 

BY Edited Thu,16 Jul 2020,10:58 AM

Brussels, SPNA – Menteri Luar Negeri dari 11 negara Eropa menyerukan Uni Eropa mencegah Israel dari mencaplok wilayah Tepi Barat yang diduduki.

 

Dilansir Rt Arabic (15/07) melalui petisi yang ditujukan kepada Komisaris Tinggi Uni Eropa untuk Kebijakan dan Keamanan Luar Negeri,  Josep Borrell, mereka mengatakan bahwa aneksasi oleh Israel terhadap wilayah Palestina di Tepi Barat  menimbulkan kekhawatiran besar bagi Uni Eropa. 

 

“Waktu yang kita sangat sempit untuk mencegah pencaplokan terhadap Tepi Barat, ‘’ tulis petisi yang ditandatangani Menteri Luar Negeri Belgia, Irlandia, Italia, Perancis, Malta, Portugal, Swedia, Denmark, Luksemburg, Belanda dan Finlandia tersebut.

 

Sebelumnya, sejumlah negara Uni Eropa menyerukan agar EU mengambil tindakan nyata mencegah Israel mencaplok wilayah Palestina, termasuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan mengakui negara Palestina namun EU belum mengambil keputusan terkait hal ini, mengingat beberapa negara menentang keputusan tersebut terutama negara-negara Eropa Timur.

Bulan lalu Netanyahu menyatakan berencana mencaplok 30% dari wilayah Tepi Barat pada pertengahan Juli sesuai dengan Kesepakatan Abad Ini yang diprakarsai Donald Trump. 

 

Rencana tersebut ditentang oleh Pemerintah Palestina, PBB dan Uni Eropa yang memandang bahwa hal ini  bertentangan dengan hukum  internasional.

 

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah mengambil langkah tegas dengan memutuskan kerjasama dengan pihak Israel. Termasuk diantaranya kerjasama dalam bidang keamanan.

 

Di saat yang sama, Pelapor Khusus PBB Terkait HAM di Palestina, Micheal Lynk menyerukan agar mengambil langkah-langkah tegas  mencegah atau menghukum Israel jika mencaplok wilayah Palestina di  Tepi Barat. 

 

Sementara itu lebih dari 1.000 anggota parlemen dari seluruh Eropa  menandatangani petisi  menentang keras rencana koalisi pemerintahan Netanyahu- Benny Gantz terkait pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat. Hal ini karena rencana tersebut akan  membahayakan stabilitas kawasan.

 

Penasehat Presiden Palestina  Nabil Shaath menegaskan bahwa intifada ketiga mungkin terjadi jika Israel benar-benar mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat.

Dalam wawancara dengan surat kabar France 24, Jum’at (04/07) Shaath mengatakan : “Kami punya banyak opsi. Sebagai bangsa Palesina kami sepakat melawan perampasan wilayah. Hari ini kami bersatu dengan seluruh faksi termasuk  Hamas. Saudara-saudara kami di Gaza siap bekerjasama dengan Tepi Barat demi melindungi tanah air. “

Dia  menambahkan bahwa negara-negara Arab akan membantu mengucurkan dana untuk Palestina. “Saat intifada pertama meletus pasca kunujungan Mantan PM Israel Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsa, Pemerintah Arab Saudi saat itu menyumbang 1 miliar Dolar dalam beberapa hari,’’ terangya.

Sebelumnya Shaath menyatakan bahwa Palestina siap duduk di meja perundingan dengan Israel dengan syarat Tel Aviv harus menghapus rencana pencaplokan terhadap Tepi Barat.

“Setiap kesepakatan Palestina dan Israel harus dilaksanakan sesuai dengan keputusan PBB dan dimediasi oleh Kuartet TImur Tengah bukan hanya AS’’, tegasnya.

 

Sejak perang 1967, diperkirakan sebanyak 430.000 penduduk Yahudi tinggal di lebih dari 130 permukiman di  Tepi Barat yang ilegal berdasakan hukum internasional, namun  Washington dan Israel menolak hal ini.

 

(T.RS/S:RtArabic)

leave a reply
Posting terakhir