Ramallah, SPNA – Situs As-Source News melalui Twitter melaporkan bahwa Google dan Apple menghapus nama Palestina dari aplikasi pemetaan web mereka. “Satu-satunya perusahaan yang masih mempertahankan Palestina di aplikasi mereka adalah Yandex.com,‘’ tulis akun tersebut, Kamis (16/07/2020).
Tindakan yang dilakukan Google Maps dan Apple Maps tersebut menuai protes dari Menteri Luar Negeri Palestina Riyad maliki. Dia bahkan mengancam akan mengambil langkah hukum.
“Kami sedang mengupayakan langkah-langkah hukum melalui Pengadilan Internasional dengan melaporkan tindakan ilegal dua perusahaan besar tersebut. Sangat mudah untuk membawa mereka ke meja hijau jika mereka terus menerus melanggar hukum internasiuonal,‘’ ujarnya seperti dikutip Alwatanvoice.
Protes yang sama juga disampaikan Gerakan Hamas di Jalur Gaza. Gerakan perlawanan Palestina ini menilai bahwa langkah Google Maps dan Apple Maps mendukung pendudukan Israel terhadap Palestina.
Di saat yang sama Juru bicara Hamas, Hazim Qasim dalam konferensi pers, Jumat (17/07/2020), juga menyatakan bahwa tindakan Google dan Apple akan memotivasi Israel untuk menjajah Palestina dan terus melakukan pelanggaran terhadap hukum internasional. “Tindakan ini adalah pelanggaran keras terhadap hukum internasinal”, ujarnya seperti dilansir Palinfo.
Respon Google
Sementara itu pihak Google membenarkan tindakan menghapus Palestina di aplikasi Google Maps untuk menampilkan wilayah yang disengketakan secara obyektif menggunakan garis perbatasan abu-abu.
"Pendekatan kami tidak berubah dalam melakukan pemetaan, hal ini karena kami memperoleh informasi dari organisasi dan sumber pemetaan dalam menentukan cara memotret perbatasan yang disengketakan.”
Saat melakukan update 2016 lalu, Google juga menghapus nama Palestina dan mencantumkan nama Israel sepenuhnya di peta. Hal ini membuat warga Palestina dan seluruh aktivis media sosial geram. Sayangnya Google saat itu tidak memberikan keterangan jelas atas tindakannya tersebut, Youm7 melaporkan.
(T.RS/S:Alwatanvoice,Youm7)