Turki Jalin Kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk Mendapatkan Vaksin COVID-19

Pemerintah Turki dilaporkan telah melakukan kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk mendapatkan vaksin Corona. Penawar virus yang telah membunuh sekitar enam ratus ribu orang di seluruh dunia itu akan mulai diproduksi pada kuartal pertama tahun depan.

BY Edited Thu,30 Jul 2020,11:24 AM

 

Ankara, SPNA - Menteri Kesehatan Turki, Fakhruddin Kuja, Rabu (30/07/2020), mengungkapkan bahwa Ankara telah melakukan kontak dengan Cina dan Rusia mengenai vaksin untuk COVID-19.

Dalam pernyataan pers ia menjelaskan bahwa negaranya terus mengikuti perkembangan terkait penemuan vaksin COVID-19.

Dia percaya bahwa vaksi telah dapat diproduksi pada kuartal pertama tahun depan, yaitu pada bulan Januari, Februari, atau Maret.

"Kami terus berhubungan dengan Cina dan Rusia. Kami juga dengan cermat mengikuti usaha dunia untuk mendapatkan vaksin," ucapnya

Selain itu ia menambahkan bawah tingkat keotentikan hasil perangkat pendeteksi Corona di Turki mencapai 90 persen. Ini manjadi penting sebagai persiapan untuk menyambut gelombang kedua COVID-19

Di Turki sendiri, menurutnya masih sedang berlangsung gelombang pertama. Meski sebagian wilayah seperti Istanbul dan Izmir telah berhasil melewati masa gentingnya.

Menurut Kuja, liburan Idul Adha akan menjadi masa ujian terhadap pertumbuhan COVID-19. Dalam hal ini, ia mengajak warga Turki untuk tidak mempraktikkan adat yang biasanya berlangsung saai Idul Adha. Seperti berkumpul dengan keluarga dan mencium tangan orang yang lebih dewasa.

Dikutip dari Worldometers, total korban Covid-19 di Turki per hari ini, Kamis (30/07/2020), berjumlah 228.924 orang. Termasuk di antaranya 5.659 orang meninggal dunia dan 212.557 berhasil sembuh.

(T.HN/S: Arabic.rt)

leave a reply
Posting terakhir

Etiopia Jalin Kerjasama Militer Dengan Rusia

Pemerintah Etiopia mengumumkan bahwa negara tersebut telah menandatangani kerjasama  dalam bidang militer dengan pihak Rusia. Rusia juga disebutkan memberikan sinyal dukungan untuk Etiopia dalam kasus Bendungan An-Nahdhah.