UEA dan Israel Sepakati Normalisasi Hubungan Diplomatik

Kesepakatan itu diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump setelah panggilan telepon antara dia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi.

BY Edited Fri,14 Aug 2020,02:43 PM

Yerusalem, SPNA - Kesepakatan baru untuk normalisasi hubungan antara negara pendudukan dan Uni Emirat Arab (UEA) telah dicapai.

Kesepakatan itu diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump setelah panggilan telepon antara dia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi.

"Kesepakatan ini merupakan langkah signifikan untuk membangun Timur Tengah yang lebih damai, aman dan makmur," kata Trump kepada wartawan dalam acara yang diatur dengan tergesa-gesa di Oval Office tersebut. "Sekarang es telah pecah, saya berharap lebih banyak negara Arab dan Muslim akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab."

Gedung Putih mengatakan perjanjian itu akan membuat 'Israel' menangguhkan rencananya untuk mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Hingga saat ini Israel belum memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara Teluk Arab.

Para pemimpin Palestina dilaporkan terkejut dengan kesepakatan ini. Seorang juru bicara Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, kesepakatan itu sama dengan "pengkhianatan", dan Palestina segera menarik duta besarnya dari UEA .

“Ini adalah hari yang kelam dalam sejarah Palestina,” Ahmad Majdalani, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan dalam sebuah wawancara tak lama sebelum duta besar Palestina untuk Emirates dipanggil kembali sebagai bentuk protes.

“Kesepakatan ini sangat berbeda dengan konsensus Arab. Rakyat Palestina tidak mengizinkan siapa pun untuk memberikan konsesi kepada Israel dengan imbalan apa pun.

Sementara itu, "Turki mengecam UEA karena menormalisasi hubungan dengan Israel adlah pengkhianatan "munafik" atas perjuangan Palestina.“

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, "sejarah dan hati nurani orang-orang yang tinggal di wilayah itu tidak akan melupakan dan tidak pernah memaafkan perilaku munafik ini,” kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir