Buntut Pembakaran Al-Qur’an, Kerusuhan Pecah di Kota Malmo, Swedia

Polisi menjelaskan, peristiwa pembakaran terjadi pada hari Jumat setelah seorang politisi Denmark yang anti-Muslim dicegah dari menghadiri rapat umum dan dilarang memasuki Swedia selama dua tahun.

BY Edited Mon,31 Aug 2020,01:46 AM

Malmo, SPNA - Aktivis sayap kanan membakar Al-Qur’an di kota Malmo, Swedia selatan. Tindakan ini memicu protes oleh lebih dari 300 orang pada Jumat malam (21/08/2020) dan berunjung pada kerusuhan.

Polisi menjelaskan, peristiwa pembakaran terjadi pada hari Jumat setelah seorang politisi Denmark yang anti-Muslim dicegah dari menghadiri rapat umum dan dilarang memasuki Swedia selama dua tahun.

Rasmus Paludan, yang memimpin partai garis keras anti-imigrasi Denmark , akan melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara di acara yang diadakan bertepatan dengan hari Jumat

Paludan tahun lalu menarik perhatian media dan memicu kontroversi karena membakar Al-Qur’an yang dibungkus dengan bacon, daging yang diharamkan bagi umat Islam.

Protes di Malmo meningkat menjadi kekerasan lebih lanjut seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal.

Pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia lalu ditangkap di dekat Malmo.

Paludan kemudian memasang pesan pedas di Facebook.

"Dikirim kembali dan dilarang dari Swedia selama dua tahun. Namun, pemerkosa dan pembunuh selalu diterima!" tulisnya.

"Kami menduga dia akan melanggar hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo.

"Ada juga risiko bahwa perilakunya ... akan menjadi ancaman bagi masyarakat."

Tetapi para pendukungnya melanjutkan rapat umum dan tiga orang kemudian ditangkap karena menghasut kebencian rasial.

(T.RA/S: TRT World)

leave a reply
Posting terakhir

Inggris Mengirim Tentara ke Irlandia Utara untuk Melawan Kerusuhan

Ketegangan di wilayah itu mencapai puncaknya pada Rabu dan Kamis ketika perusuh menyita bus penumpang dan membakarnya selain membakar gerbang yang memisahkan dua lingkungan di ibu kota Irlandia utara, Belfast. Sementara polisi menggunakan meriam air untuk melawan para perusuh. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa kerusuhan tersebut menyebabkan puluhan orang terluka di jajaran polisi.