Jalur Gaza, SPNA – Anggota Biro Politk Hamas Khalil Al-Hayah mengatakan bahwa Hamas memberikan Israel tenggat waktu selama dua bulan untuk mematuhi dan menjalani perjanjian yang disepakati antara kedua belah pihak.
“Jika Israel tidak menghormati perjanjian dengan Hamas, maka serangan balon pembakar akan kembali membakar wilayah yang diduduki Israel. ‘’ ancamnya seperti dikutip i24News, Rabua (02/09/2020).
Hayah dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Aqsa mengatakan bahwa Hamas tidak menandatangi perjanjian baru dengan Israel namun mengukuhkan poin-poin yang disepakati sebelumnya.
“Beberapa waktu lalu mediator kami telah menyampaikan kepada Tel Aviv bahwa Gaza mengalami krisis akibat blokade dan corona. Sayangnya mereka tuli dan tidak mendengarkan siapapun. Kami terpaksa mengambil cara –cara keras untuk menekan Israel, yaitu dengan balon pembakar.
Selain itu Hayah juga menegaskan bahwa Hamas tidak mau ikut campur dalam konflik internal Israel.
Sebelumnya Kepala Biro Politkk Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan bahwa Israel menyetujui penambahan bantuan kemanuisaan Qatar ke Jalur Gaza untuk bulan ini.
Qatar dilaporkan akan menyumbang 30 Juta Dolar untuk keluarga Gaza yang menderita akibat corona.
Sejak sebulan terakhir situasi di Gaza kembali tegang dimana Hamas menembak balon pembakar dan menyebabkan kebakaran di wilayah Israel.
Di saat yang sama Israel membalasnya dengan menekan Jalur Gaza dengan menutup terminal Karem Abu Salim serta menghentikan suplai bahan bakar dan bahan bangunan. Israel juga melarang nelayan Palestina untuk mencari ikan.
Ketegangan antara Hamas dan Israel diakhiri dengan negosiasi yang dimediasi oleh Qatar.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh mengumumkan bahwa Hamas dan Israel sepakat menghentikan ketegangan.
Kesepakatan Israel dan Hamas dimediasi oleh Qatar yang dipimpin oleh Delegasi Qatar untuk Palestina, Muhammad el-Emadi, seperti dilansir Palinfo (31/08).
“Setelah melalui beberapa sesi pembicaraan dimana yang terakhir dimediasi oleh delegasi Qatar, Mohammad el-Emadi, maka tercapai kesepakatan untuk menghentikan ketegangan dan ancaman serangan zionis Israel terhadap Jalur Gaza.”
Haniyeh menambahkan akan menjalankan beberapa proyek di Jalur Gaza untuk mengurangi beban warga dalam menghadapi virus corona.
Dia juga menyampaikan apresiasi terhadap Qatar atas upayanya dalam menghentikan ketegangan di Gaza.
Pasca gencatan senjata tersebut, terminal Karem Abu Salem dilaporkan kembali diizinkan beroperasi. Dengan dibukanya terminal barang tersebut, pasokan bahan bakar kembali disuplai ke Jalur Gaza, hari ini Selasa (01/09/2020).
Nelayan Palestina juga kembali diizinkan untuk mencari ikan di jarak 15 Mil dari garis pantai Gaza.
Sejak 2006 lalu Pemerintah Israel memblokade Jalur Gaza yang melumpuhkan perekonomian Gaza dimana lebih dari setengah penduduk Gaza pengangguran dan hidup dibawah garis kemiskinan.
(T.RS/S:i24News)