Turki Desak Kosovo agar Tidak Membuka Kedutaan di Yerusalem

Turki meminta Kosovo agar menahan diri dari mengambil langkah-langkah yang merusak sejarah dan status legal Yerusalem serta mungkin akan mencegah Kosovo untuk memperoleh pengakuan negara-negara lain di masa depan

BY Edited Mon,07 Sep 2020,09:12 AM

Ankara, SPNA - Turki pada hari Minggu (06/09/2020) mendesak Kosovo agar tidak membuka kedutaan di Yerusalem, dengan mengatakan bahwa hal itu akan merusak resolusi PBB dan perjuangan Palestina, Anadolu Agency melaporkan.

"Kami mendesak kepemimpinan Kosovo untuk mematuhi resolusi PBB agar menahan diri dari mengambil langkah-langkah yang merusak sejarah dan status legal Yerusalem serta mungkin akan mencegah Kosovo untuk memperoleh pengakuan negara-negara lain di masa depan," Menteri Luar Negeri Turki menuturkan.

Pernyataan tersebut juga mengutip beberapa resolusi PBB yang menekankan bahwa masalah Palestina hanya dapat diselesaikan dengan negara Palestina yang merdeka, berdaulat dan berdampingan secara geografis, dengan ibukota di Yerusalem Timur, berdasarkan perbatasan sebelum 1967.

Pada hari Sabtu, di akun tweeter-nya, Presiden Kosovo Hashim Thaci menulis, "Saya menyambut pengumuman PM Israel Benyamin Netanyahu tentang niat tulusnya untuk mengakui Kosovo dan membangun hubungan diplomatik. Kosovo akan menepati janjinya untuk menempatkan misi diplomatiknya di Yerusalem."

Di Twtter pula, Perdana Menteri  Abdullah Hoti membuat pernyataan serupa.

Turki mengatakan, hal "mengecewakan; bahwa negara berpenduduk mayoritas Muslim mempertimbangkan langkah seperti itu, yang akan  memperjelas pelanggaran terhadap hukum internasional."

Turki, salah satu negara pertama yang mengakui Kosovo pada 2008, telah memberikan dukungan sepenuh hati untuk pengakuan internasional atas Kosovo, tambah pernyataan tersebut.

"Namun, kami merasa, bukanlah hal yang benar untuk membangun proses ini, yang melanggar hukum internasional dan khususnya pada penderitaan rakyat Palestina, yang tanahnya diduduki," imbuh pernyataan tersebut.

Tanggapan Turki ini datang setelah pemimpin Serbia dan Kosovo pekan lalu bertemu dalam dialog yang disponsori oleh AS di Washington, di mana mereka mencapai tonggak sejarah - normalisasi hubungan ekonomi.

Serbia dan Kosovo menandatangani perjanjian terpisah dengan AS, di mana Serbia setuju untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Kosovo dan Israel juga sepakat untuk menormalkan hubungan dan membangun hubungan diplomatik.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir