Tepi Barat, SPNA - Machsom Watch, kelompok hak asasi manusia Israel, mengungkapkan bahwa otoritas pendudukan Israel menggunakan tiga strategi untuk menghapus situs-situs keagamaan Palestina, Al-Quds Al-Arabi melaporkan pada hari Jumat (11/09/2020).
Dalam laporan yang panjang, kelompok hak asasi tersebut mengungkapkan bahwa banyak situs Islam tersebar di Israel dan wilayah pendudukan, dinamai menurut nama nabi dan ulama.
LSM Israel itu menyampaikan bahwa para peziarah biasa mengunjungi situs-situs tersebut untuk sholat selama hari raya keagamaan atau untuk pemulihan dari penyakit. Terkadang, mereka mengunjungi tempat-tempat ini untuk mengatur pertemuan keluarga.
Menurut Machsom Watch, sejak dimulainya pendudukan, pihak berwenang Israel memiliki standar ganda dalam menangani situs-situs ini, memberikan perhatian lebih pada situs-situs yang dinamai menurut nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, baik di Israel maupun di wilayah pendudukan.
Untuk menghapus situs dan identitasnya, otoritas Israel menyatakannya sebagai bagian dari zona militer. LSM tersebut menggambarkan zona-zona ini sebagai permukiman atau area untuk pelatihan militer, yang tidak dapat diakses oleh warga Palestina.
Machsom Watch mengungkapkan bahwa strategi lainnya adalah menambahkan situs-situs ini ke cagar alam yang diawasi oleh otoritas yang melindungi cagar dan situs keagamaan.
Machsom Watch menegaskan bahwa dengan cara ini, situs suci Islam dan Palestina kehilangan identitas mereka karena menjadi tidak dikenal melalui penghentian kunjungan rutin.
Strategi ketiga, mengabaikan situs-situs suci yang tidak memiliki nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, dan menginvestasikan dana hanya di situs-situs tersebut, kemudian mengklaim bahwa itu adalah situs-situs Yahudi.
Machsom Watch menegaskan bahwa otoritas Israel mengatur kunjungan rutin bagi orang Yahudi ke tempat-tempat ini, dengan dalih ziarah religius
.LSM tersebut memberikan contoh Makam Joseph dan Rachel di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.
Sedangkan untuk situs suci di Area C, Israel mencegah renovasi hingga situs itu runtuh.
Kelompok HAM menyebutkan nama-nama dari puluhan situs suci tersebut, menunjuk Makam Salman Al-Farisi, yang terletak di puncak Gunung Salman Al-Farisi. Tempat ini diberikan kepada permukiman Israel di Yitzhar, yang mengubahnya menjadi cagar alam.
Machsom Watch menunjukkan bahwa para pemukim Yahudi ekstremis tinggal di permukiman ini, memprovokasi orang-orang Palestina dengan menghancurkan pohon-pohon mereka dan mencegah mereka beribadah di Masjid Salman Al-Farisi.
Mengakhiri laporannya, Machsom Watch melaporkan bahwa para pemukim yang tinggal di pemukiman ini memiliki “kecenderungan kriminal”, pernah menembak seorang wanita saat sedang bekerja.
(T.RA/S: MEMO)