Al-Quds Internasional Memperingatkan Eksploitasi Pandemi Corona Oleh Pendudukan Sebagai Kedok Yahudisasi Al-Aqsa

Direktur Yayasan Al-Quds Internasional menyimpulkan pesannya kepada Syekh Salhab, dengan mengatakan bahwa penting untuk bersuara lantang bagi saudara-saudara di Yordania untuk turut turun tangan dalam menghadapi kesulitan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, dan untuk mengungkap kejahatan Israel terhadap masjid kepada seluruh dunia.

BY Edited Wed,16 Sep 2020,10:17 AM

Yerusalem, SPNA Yayasan Al-Quds Internasional pada Selasa (15/09), memperingatkan adanya penyalahgunaan otoritas pendudukan Israel atas pandemi Corona, dengan menjadikannya sebagai kedok melaksanakan agenda Yudaiisasi dan mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa. Yayasan tersebut menyerukan pada saat yang sama untuk menjaga masjid tetap terbuka bagi jamaah, dan tidak menutupnya dalam keadaan apa pun.

Hal tersebut tertulis dalam surat yang dikirim oleh Direktur Al-Quds Internasional, Yassin Hammoud, kepada Ketua Dewan Wakaf Islam di Yerusalem, Sheikh Abdel Azim Salhab.

Dalam pesannya, Hammoud mengulas ancaman yang dibawa oleh kelompok kuil Zionis seperti penyerbuan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa, pelaksanaan ritual yahudi secara publik, meniup terompet, persembahan qurban, dan usaha mereka memasukkan altar penyembelihan ke dalam masjid.

Termasuk dalam ancaman ini juga pengecualian yang diisyaratkan oleh Zionis untuk perayaan hari raya yahudi, di mana nantinya akan ada agenda khusus yang diadakan pada hari libur mereka tersebut.

Dalam hal ini, Direktur Al-Quds Internasional dalam pesannya memperingatkan agar tidak menutup Masjid Al-Aqsa untuk jamaah dalam kondisi apa pun, menekankan perlunya Al-Aqsa terus terbuka, tentunya dengan mempertimbangkan protokol perlindungan kesehatan dan jarak fisik, karena area masjid yang luas memungkinkan penerapan protokol berkenaan.

Dia menekankan bahwa dengan tetap membuka Masjid Al-Aqsa, pendudukan akan kehilangan rencananya untuk mengeksploitasi pandemi Corona untuk melaksanakan agenda konversi dan mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa.

Hammoud menekankan agar tidak melibatkan pendudukan Israel dalam setiap keputusan terkait penutupan Masjid Al-Aqsa, mengingat bahaya yang ditimbulkan jika memberi peran pendudukan dalam mengelola urusan masjid bersejarah tersebut.

Dalam pesannya, dia menyerukan untuk tidak memperlakukan para penjaga Masjid Al-Aqsa seperti pekerja biasa, dengan catatan bahwa penjaga Masjid Al-Aqsa ditempatkan untuk membela dan melindungi Masjid Al-Aqsa, dan mereka bertanggung jawab untuk ini di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Para penjaga masjid ini juga bertanggung jawab di hadapan Dewan Wakaf Islam, yang harus terus mendukung dan melindungi mereka. Dewan Wakaf juga seyogyanya menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka dalam menghadapi para penyusup, memotret untuk mengekspos mereka, serta mencegah tentara pendudukan dan pemukim yahudi menodai kapel Bab al-Rahma dan fasilitas masjid lainnya.

Direktur Yayasan Al-Quds Internasional menyimpulkan pesannya kepada Syekh Salhab, dengan mengatakan bahwa penting untuk bersuara lantang bagi saudara-saudara di Yordania untuk turut turun tangan dalam menghadapi kesulitan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, dan untuk mengungkap kejahatan Israel terhadap masjid kepada seluruh dunia.

Patut dicatat bahwa Departemen Wakaf Yerusalem yang merupakan bagian Kementerian Wakaf dan Urusan Islam di Yordania adalah pengawas resmi Masjid Al-Aqsa dan wakaf Yerusalem menurut hukum internasional, di mana Yordania adalah otoritas lokal terakhir yang mengawasi tempat suci ini sebelum pendudukan Israel.

Yordania berhasil mempertahankan haknya untuk mengawasi urusan agama di Yerusalem di bawah Perjanjian Wadi Araba (Perjanjian Damai Yordania-Israel) yang ditandatangani pada tahun 1994.

Pada Maret 2013, Raja Yordania dan Ketua Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menandatangani perjanjian yang memberi Yordania hak untuk perwalian dan pertahanan Yerusalem dan situs-situs suci di wilayah Palestina yang diduduki.

(T.NA/S: Palinfo) 

leave a reply
Posting terakhir

WHO Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemi

Virus corona (COVID-19), yang muncul di China pada bulan Desember, telah menyebar ke seluruh dunia, menghentikan industri, membuat penerbangan terhenti, sekolah ditutup dan memaksa berbagai kegiatan olahraga dan konser ditunda.