450 Rumah Dihancurkan, 530 Keluarga di Betlehem Mengungsi Sejak Awal Tahun

Kebijakan pendudukan yang mempersulit dan menekan pembangunan Palestina, terutama di Yerusalem, memaksa banyak orang untuk membangun tanpa izin atau bermigrasi ke Provinsi Tepi Barat. Setidaknya sekitar 25 ribu unit rumah dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para warga Palestina yang terlantar dari dulu hingga ke hari ini.

BY Edited Mon,05 Oct 2020,03:51 PM

Yerusalem, SPNA – Pusat Penelitian Tanah Asosiasi Studi Arab melaporkan bahwa pendudukan Israel selama sembilan bulan pertama tahun ini telah menghancurkan 450 rumah dan fasilitas Palestina, dan menelantarkan 530 keluarga.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pusat penelitian tersebut, selain menghancurkan langsung rumah warga, pendudukan juga memaksa beberapa orang Yerusalem untuk menghancurkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri di kota Yerusalem, di mana 80 rumah dan bangunan hancur di tangan pemiliknya sendiri selama setahun terakhir.

Dia menyebutkan bahwa jumlah total rumah Palestina yang dibongkar sejak awal penjajahan Israel berjumlah sekitar 165.690 rumah, yang menyebabkan sekitar satu juta warga Palestina mengungsi.

Kebijakan pendudukan yang mempersulit dan menekan pembangunan Palestina, terutama di Yerusalem, memaksa banyak orang untuk membangun tanpa izin atau bermigrasi ke Provinsi Tepi Barat. Setidaknya sekitar 25 ribu unit rumah dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak para warga Palestina yang terlantar dari dulu hingga ke hari ini.

(T.NA/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Sejak Awal 2022, Israel Telah Menangkap 450 Anak-anak Palestina

“Siapa saja yang membaca kesaksian anak-anak yang telah mengalami masa tahanan (di penjara Israel), terutama yang telah menghabiskan waktu yang lama, pasti tercengang dan terkejut. Mereka akan menemukan bahwa ruang interogasi, penyiksaan, pusat penahanan, dan penjara tidak lain adalah rumah jagal bagi anak-anak dan tempat untuk menanamkan trauma dan ketakutan pada diri anak-anak, yang menghancurkan masa depan mereka. Hal ini terjadi dalam kerangka kebijakan Israel yang konsisten dan sistematis, yang bertujuan untuk merusak masa kecil anak-anak Palestina dan menghancurkan masa depan mereka,” sebut Komisi Urusan Tahanan Palestina.