Kairo, SPNA – Lembaga Sunni Al-Azhar mengutuk pembunuhan terhadap guru sejarah di kota Paris, Jum’at (16/10/2020).
Pernyataan tersebut disampaikan Al-Azhar menyusul pemenggalan seorang guru di Perancis yang sengaja menunjukkan karikatur Nabi Muhammad saat mengajar.
Sumber kehakiman Perancis AFP mengungkap bahwa pelaku adalah warga Chechnya berusia 18 tahun yang dilahirkan di Moskow. Sampai saat ini Polisi juga menangkap 9 orang pasca kejadian tragis tersebut. Salah satu yang ditahan adalah wali murid sekolah Conflans-Sainte-Honorine, tempat korban mengajar.
Al-Azhar melalui akun resmi di Facebook menulis: “Al-Azhar mengutuk serangan teror di Paris dan menyerukan dunia internasional agar menghormati nilai-nilai agama serta membuat undang-undang mengecam penistaan terhadap agama dan simbol sucinya.”
Al-Azhar juga menyatakan menolak seluruh aksi teroris. “Pembunuhan adalah tindakan kriminal dan tidak dapat dibenarkan dengan dalih apapun.”
Lembaga sunni terbesar Mesir tersebut juga mengajak dunia internasional agar menghentikan ujaran kebencian dan kekerasan bagaimanapun bentuknya dan darimanapun sumbernya.
Dunia harus menghentikan penistaan agama dan simbol-simbol sucinya serta menjujung tinggi nilai dan ajaran agama yang mengajarkan penghormatan terhadap keyakinan.
Dilansir BBC, insiden tersebut berkaitan dengan penistaan agama dimana korban yang berprofesi sebagai guru sejarah dengan sengaja menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dengan alasan kebebasan berekspresi.
Emmanuel Macron yang berkunjung ke TKP menyebut pembunuhan itu sebagai serangan teroris Islam. “Dia dibunuh karena mengajarkan kebebasan berekspresi", ujar Presiden Perancis tanpa menyebut nama korban.
(T.RS/S:Skynews)