Paris, SPNA -  Sophie Petronin warga negara Prancis yang disandera kelompok  bersenjata di Mali menyatakan memeluk agama Islam. 

Sophie adalah aktivis Prancis yang menghabiskan hidupnya merawat anak-anak dan memberi mereka kehidupan yang lebih baik.

Hal ini mendorongnya mendirikan Badan Amal di Mali sebelum akhirnya diculik pada tahun 2016 oleh kelompok bersenjata. Media Prancis menyebut bahwa wanita berusia 75 tahun dalam cengkeraman kelompok teroris.

Sophie dibebaskan pada Oktober 2020 lalu dan disambut Presiden Emmanuel Macron. Namun ketika diwawancarai oleh TV5 Monde, dia memberi tahu bahwa namanya bukan lagi Sophie tetapi berubah menjadi “Maryam” dan dia telah memeluk agama Islam.

“Untuk Mali, saya berdoa dan memohon rahmat Allah, karena saya seorang Muslim. Anda mengatakan Sophie, namun yang berdiri didepan anda adalah Maryam, “ ujarnya, dilansir TV5Monde di Twitter, Jum’at (09/10/2020).

Menurut "Euronews", Sophie Petronin adalah seorang ahli gizi. Dia melakukan perjalanan ke Mali pada tahun 2001 sebagai relawan kemanusiaan. Dua tahun kemudian Sophie mendirikan sebuah panti asuhan di kota Gao dan mulai menjalankannya.

Pada tahun 2012, kelompok bersenjata menguasai kota Gao. Sophie lalu diekstradisi ke perbatasan ke Aljazair oleh kelompok tersebut dengan alasan keamanan. Dia lalu memutuskan kembali ke Gao dan diculik pada tahun 2016.

Kelompok yang menculiknya menyiarkan video seruan kepada Presiden Macron untuk terlibat dalam upaya pembebasan Sophie dan membantunya kembali ke Prancis.

Bulan lalu, otoritas Prancis mengumumkan pembebasan Sophie sebagai sandera  terakhir yang ditahan kelompok bersenjata bersama  Sumayela Sissi, politikus Mali yang juga ditahan oleh kelompok yang sama.

(T.RS/S:Akhbar elYoum)