Salah Satunya akibat Corona, Hutang Palestina Membengkak

Selain menyebabkan korban jiwa, virus corona juga menyerang sektor ekonomi setiap negara, tidak terkecuali Palestina. Pada September lalu, negara ini mencatat rekor hutang negara dengan angka tertinggi dalam sejarah.

BY Edited Mon,16 Nov 2020,09:24 AM

Tepi Barat, SPNA - Kurangnya pemasukan negara akibat pandemi Corona, menyebabkan hutang dalam dan luar negeri Palestina menumpuk. Dilansir dari media lokal Palestina, Ramallah, Minggu (15/11/2020), total hutang Palestina per September, dua bulan lalu, berada pada angka 11,9 miliar shekel atau sekitar 50 triliun rupiah. Ini merupakan angka hutang paling besar dalam sejarah Palestina.

Melalui rilis Kementerian Keuangan diketahui, jumlah tersebut merupakan gabungan dari hutang lokal yang berjumlah 7,48 miliar shekel dan hutang luar negeri sebanyak 4,48 miliar shekel.

Hutang Palestina tersebut meningkat sebanyak 1,3 persen bila dibandingkan dengan data yang dirilis pada bulan Juni, yang berjumlah 11 miliar shekel.

Kondisi ini memaksa Otoritas Palestina mengambil opsi pinjaman dari berbagai pihak. Termasuk dari dari sektor perbankan Palestina dan Dana Korban Kecelakaan Jalan.

Negera yang sedang berada di bawah jajahan Israel tersebut juga melakukan pinjaman dari Qatar sebesar 25 juta dolar (353 miliar rupiah).

Pembayaran angsuran dan bunga kepada Bank Dunia senilai 2,3 juta dolar juga ditunda untuk bulan Agustus.

Interpolasi hutang ini disebabkan oleh mandeknya alur pemasukan negara akibat pandemi Corona. Kekuatan impor Palestina dilaporkan melemah sejak Maret yang berakibat pada statisnya ekonomi negara.

Faktor lainnya juga disebabkan oleh penolakan Palestina untuk menerima dana beacukai perbatasan dari Israel. Aksi tersebut awalnya ditujukan sebagai protes terhadap negara Zionis  yang melakukan pemotongan dana tersebut tanpa alasan logis.

Namun nampaknya, keputusan tersebut berdampak buruk bagi keuangan Palestina khususnya di masa pandemi seperti ini.

(T.HN/S: Ramallah)

leave a reply
Posting terakhir