Kabul, SPNA – Sekitar delapan orang dilaporkan gugur dalam serangan roket yang menyerang wilayah padat penduduk di ibukota Afghanistan, Kabul, Sabtu (21/11/2020).
Berdasarkan keterangan Juru bicara polisi Kabul, Firdaus Faramar, roket mendarat di beberapa wilayah Kabul tengah dan utara, diantaranya berdekatan Zona Hijau yang merupakan pusat kedutaan besar dan biro internasional.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Erian mengatakan, “Kelompok teroris menembak 23 roket ke kota Kabul. Informasi awal menyebutkan delapan orang tewas dan 31 lainnya luka-luka. Roket mendarat di wilayah permukiman padat.”
Sementara itu, Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid menyatakan serangan di Kabul tidak ada hubungannya dengan Taliban. “Kami tidak akan melakukan serangan membabi buta di tempat umum," tegasnya.
Serangan tersebut terjadi jelang pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dengan negosiator Taliban serta pejabat pemerintah Afghanistan secara terpisah, di Doha.
Negosiasi pemerintah Afghanistan dan Taliban telah dilakukan sejak September lalu.
Penarikan Pasukann AS
Minggu ini, Pentagon mengumumkan penarikan sekitar 2.000 tentara dari Afghanistan untuk mempercepat jadwal yang ditetapkan dalam perjanjian yang ditandatangani pada Februari di Doha antara Washington dan Taliban terkait penarikan pasukan sepenuhnya pada pertengahan 2021.
Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mengakhiri “perang dan intervensi militer yang tak berujung di luar negeri”.
Intervensi militer AS ke Afghanistan adalah yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, yaitu sejak serangan 11 September 2001.
Presiden AS terpilih Joe Biden disebutkan juga ingin mengakhiri perang di Afghanistan.
Intervensi ke Afghanistan sejak 2001 setidaknya menewaskan 2.400 pasukan AS dan merugikan Amerika Serikat lebih dari satu miliar dolar.
(T.RS/S:France24)