Duta Besar Rusia untuk Israel: Masalah Timur Tengah Bukan Karena Aktivitas Iran

“Kami yakin bahwa masalah Palestina tidak boleh dipinggirkan dan normalisasi tidak boleh menjadi alternatif penyelesaian Palestina-Israel, karena masalah ini akan tetap ada dan akan terus menjadi ancaman tidak hanya bagi negara dan masyarakat di kawasan, tetapi juga bagi negara-negara lain di dunia,” kata Viktorov.

BY Edited Wed,09 Dec 2020,10:34 AM

Tel Aviv, SPNA - Duta Besar Rusia untuk Israel, Anatoly Viktorov, pada Selasa (8/12), menyatakan bahwa permasalahan di kawasan Timur Tengah bukan terletak pada aktivitas Iran, melainkan pada ketiadaan kesepahaman antar negara dan kurangnya komitmen terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Viktorov menekankan bahwa Israel tidak boleh menyerang wilayah negara berdaulat, dan negara mana pun yang merupakan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia menambahkan bahwa sangat kecil kemungkinan bagi Rusia akan menyetujui setiap serangan Israel ke Suriah, baik di masa lalu maupun di masa mendatang.

Viktorov mengatakan, “Israel menyerang Hizbullah, dan bukan Hizbullah yang menyerang Israel,”. Ia menambahkan bahwa pihaknya menyadari keberadaan terowongan dari Lebanon ke Israel utara, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa “Hizbullah menggali terowongan tersebut.

Mengomentari laporan Badan Energi Atom Internasional tentang peningkatan jumlah sentrifugal Iran, duta besar Rusia tidak menganggap ini sebagai pelanggaran perjanjian nuklir. Ia menyayangkan langkah pertama yang diambil oleh Amerika, yang memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian nuklir.

“Mereka (Amerika Serikat) menarik diri, yang memungkinkan pihak Iran mengambil langkah-langkah yang tidak sesuai dengan perjanjian, dan ini juga hal yang patut disesalkan,” ujar Victorov.

Padahal, ia menambahkan, bahwa kemungkinan kembalinya Amerika Serikat ke dalam perjanjian nuklir akan membuat segalanya lebih mudah. Hal ini menurutnya juga akan membantu menghilangkan kekhawatiran, memungkinkan Iran untuk mengembangkan program energi atom damai, dan memungkinkan IAEA untuk memantau apa yang terjadi di bidang militer.

“Barangkali beberapa pasal (dari perjanjian nuklir) harus diamandemen, tapi itu akan menjadi bahan diskusi dengan pihak terkait dan otoritas Iran,” ujarnya.

Menanggapi pertanyaan tentang apakah Rusia akan menjual senjata ke Iran setelah embargo internasional dicabut, Viktorov berkata, “Iran adalah negara berdaulat, mengapa tidak? Saya tidak mengetahui rencana spesifik, dan ini adalah masalah negosiasi.”

Mengenai “perjanjian Abraham” antara Israel dan negara-negara Arab tentang normalisasi hubungan, duta besar Rusia mengatakan bahwa setiap langkah menuju keterlibatan adalah perkembangan yang positif. Meskipun begitu, menurutnya, Israel harus duduk di meja perundingan untuk membahas bagaimana masalah yang sah dari semua hal yang dapat dipertimbangkan, dan tidak membentuk aliansi melawan pihak lain.

“Kami yakin bahwa masalah Palestina tidak boleh dipinggirkan dan normalisasi tidak boleh menjadi alternatif penyelesaian Palestina-Israel, karena masalah ini akan tetap ada dan akan terus menjadi ancaman tidak hanya bagi negara dan masyarakat di kawasan, tetapi juga bagi negara-negara lain di dunia,” kata Viktorov.

Duta besar Rusia mengajak kembali seruan solusi dua negara dan menekankan bahwa proposal Rusia untuk pembicaraan damai antara Israel dan Palestina di Moskow masih berlaku, di samping proposal untuk konferensi internasional.

(T.NA/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Rusia dan Israel Diskusikan Masalah Stabilitas Timur Tengah

Dalam pernyataan singkat kepada wartawan, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa kedua menteri tersebut telah membahas beberapa masalah selama panggilan telepon. Sejumlah masalah tersebut di antaranya merupakan masalah-masalah yang berkaitan dengan keterlibatan Rusia dan Israel dalam memastikan stabilitas di kawasan Timur Tengah.