Pastor Menuel: Hamas adalah Sahabat dan Kami Menolak Tuduhan Israel Terkait Hamas

Pastor Manuel menambahkan, dalam sebuah pernyataan, “Takdir kami adalah satu, tanah kami adalah satu, kami membawa senjata dalam arah dan nasib yang sama.” Ia menyebutkan bahwa gerakan Hamas adalah sahabat dalam perjuangan dan perlawanan, “Siapa lagi yang pantas dianggap sahabat, jika bukan Hamas?”

BY Edited Mon,21 Dec 2020,10:14 AM


Yerussalem, SPNA - Pastor Manuel Muslim, tokoh agama Kristen terkemuka Palestina, Minggu (20/12/2020), menolak tuduhan yang dibuat oleh Zionis Israel untuk menjebak rakyat Palestina. Pastor Manuel mengatakan, “Saya bertanya kepada siapa pun Anda yang mengatakan bahwa Hamas menganiaya orang Kristen di Gaza, siapa Anda?”

Pastor Manuel menambahkan, dalam sebuah pernyataan, “Takdir kami adalah satu, tanah kami adalah satu, kami membawa senjata dalam arah dan nasib yang sama.” Ia menyebutkan bahwa gerakan Hamas adalah sahabat dalam perjuangan dan perlawanan, “Siapa lagi yang pantas dianggap sahabat, jika bukan Hamas?”

Pastor Manuel mengungkapkan bahwa isu Hamas sudah selesai. Sikap Hamas menyatu dalam penjelasan sikap agama di satu sisi dan kata-kata pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di sisi lain. Ia menyebutkan bahwa Hamas dan umat Kristen Gaza adalah satu. Pastor Manuel menegaskan bahwa pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, memiliki sikap yang cukup jelas dan mendukung elemen Kristen.

“Kami tidak pernah ragu bahwa kami adalah rakyat yang satu dan darah yang satu. Kami tidak bisa dipisahkan oleh propaganda Zionis, Kristen fundamentalis, atau agen pengkhianat Palestina,” ujarnya.

Pator Manuel juga melanjutkan dengan menambahkan, "Pesan saya untuk semua orang ini, ‘Pergilah ke mana pun dan dalam pelukan siapa pun yang Anda inginkan, tapi biarkan kami membebaskan tanah air kami, hentikan lidah Anda (provokasi) terhadap para pejuang perlawanan.’ Siapa pun yang mengabaikan kompas dan tidak melihat target, biarkan dia berpaling dari kami.”

Pastor Manuel menunjukkan bahwa Yerussalem adalah tempat lahir orang Palestina, baik Muslim, dan Kristen. Menurutnya, Yerusalem adalah tanah kelahiran dan bangsa Palestina harus kembali ke sana. Pastor Manuel menekankan bahwa Natal mewakili kesempatan dan jeda untuk bertanya kembali arti jalan menuju Yerusalem.

“Baik perjanjian Oslo, normalisasi, maupun perpecahan, tidak akan memandu kita dalam perjalanan menuju ke sana. Hanya senapan perlawanan yang menunjukkan jalan kepada kita,” kata Pastor Manuel.

Pastor Manuel menggambarkan perlawanan sebagai “Tanah Air”, sedangkan senjatanya adalah yang memikat orang-orang Yerusalem. Inilah hal yang melahirkan kekuatan, semangat, dan patriotisme Palestina. Menurutnya, siapa pun yang ingin mencari Yerusalem hanya melalui jalan ini.

Pastor Manuel menegaskan bahwa serangan apa pun terhadap kekuatan perlawanan Palestina dan upaya untuk mencemarkan nama baik mereka lahir dalam konteks melawan gagasan perlawanan dan senjata ini.

(T.NA/S: Paltoday)

leave a reply