Akibat Proyek Yahudisasi dan Pembersihan Etnis, 2020 Menjadi Tahun Terberat bagi Warga Al-Quds

Tahun 2020 menjadi salah satu tahun terberat bagi warga Palestina di kota suci Al-Quds, menyusul program merubah kota suci ini menjadi kota Yahudi.  Israel berupaya menghapus identitas Arab dan Islam yang telah mengakar di Al-Quds selama lebih dari seribu tahun.

BY Edited Wed,23 Dec 2020,12:48 PM

Yerusalem, SPNA -  Tahun 2020 menjadi salah satu tahun terberat bagi warga Palestina di kota suci Al-Quds, menyusul program merubah kota suci ini menjadi kota Yahudi.  Israel berupaya menghapus identitas Arab dan Islam yang telah mengakar di Al-Quds selama lebih dari seribu tahun.

Surat kabar Palestina Safapost , Senin (21/12/2020), melansir bahwa Israel  tidak hanya berencana mengubah karakteristik kota Al-Quds, namun mereka juga melakukan pembersihan etnis. 

Hak-hak Palestina dilanggar, rumah mereka digusur, sebagian dijebloskan ke penjara atau bahkan berakhir di ujung peluru pasukan pendudukan.

Sayangnya pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Israel justru mendapatkan restu baik dari Amerika Serikat dan negara pengusung normalisasi.

Tahun 2020 Israel menetapkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan populasi Yahudi menjadi 90%. Pada 2030 mendatang populasi mereka ditargetkan mencapai 1.2 Juta Jiwa.  Di sisi lain,  warga Palestina hanya menjadi warga kelas dua dan jumlah mereka tak boleh lebih dari 35.000 jiwa.

Hal ini mulai terlihat dengan penggusuran 153 rumah bangunan Palestina, 49 diantaranya terletak di wilayah Syaikh Jarrah dan Silwan. Israel berdalih penggusuran tersebut dilakukan karena warga tidak punya izin, atau bangunan tersebut milik penduduk Yahudi. 

Disamping itu, Israel juga menggusur 25 yayasan kebudayaan, pendidikan dan pers.

Dalam 12 bulan terakhir, Israel menangkap 817 warga Palestina dan mengusir 142 orang dari Al-Quds.

Sebanyak 17.000 buruh kehilangan pekerjaan akibat penyebaran COVID-19, ditambah aturan Israel yang mempersulit warga. Akibatnya,  79,6% warga Al-Quds hidup dibawah garis kemiskinan.

Menurut peneliti kota suci Al-Quds,  Nasir Al-Hadmi, tahun 2020 merupakan salah satu tahun terberat  bagi warga Al-Quds menyusul penggusuran massal, penangkapan dan langkah agresif mengambil alih Al-Quds.

Menurutnya, normalisasi Arab justru memberikan Israel lampu hijau untuk terus melakukan pelanggaran hukum. “Tahun 2021 situasi di Al-Quds akan lebih mencekam. Kita akan menyaksikan perubahan besar, dimana Israel akan mengambil alih Al-Quds secara total dan permanen.”

“Seluruh proyek Yahudisasi akan dilaksanakan pada tahun 2021 tanpa ada penolakan berarti baik dari negara Arab, Palestina atau dunia internasional, dimana jumlah rumah warga Palestina yang digusur akan semakin bertambah. Meskipun begitu rakyat Palestina tidak akan tinggal diam. Mereka akan bersatu untuk melawan,’’ tegasnya.

(T.RS/S:Safapost)

leave a reply
Posting terakhir